SOLOPOS.COM - Garibaldi "Boy" Thohir. (Bisnis.com)

Solopos.com, JAKARTA – Emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$1,64 miliar (Rp25,76 triliun) sepanjang 2023.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir mengaku senang dengan pencapaian yang melampaui target tahun 2023, dengan skala volume produksi dan efisiensi operasional yang semakin mendukung kemajuan Grup Adaro.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Investasi pada bisnis-bisnis non batu bara termal juga memperlihatkan perkembangan yang baik. Tahun ini kami memulai konstruksi smelter aluminium di kawasan industri di Kalimantan Utara, dan meletakkan batu pertama untuk pembangkit listrik tenaga air, juga di Kalimantan Utara,” ujarnya dalam laporan keuangan, Kamis (29/2/2024).

Selain itu, lanjutnya, diversifikasi ke bisnis batu bara metalurgi juga mencapai hasil yang baik, dengan batu bara metalurgi meliputi 17% dari pendapatan AEI FY23.

“Secara keseluruhan, dengan perkembangan-perkembangan ini, kami tetap optimistis terhadap prospek masa depan Grup Adaro dan keinginan kami untukmendiversifikasi sumber pendapatan,”ujarnya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, selama kurun Januari—Desember 2023, perusahaan pertambangan batu bara tersebut mengakumulasi laba tahun berjalan sebesar US$1,64 miliar atau sekitar Rp25,34 triliun (kurs Jisdor Rp15.439 per 29 Desember 2023).

Jumlah ini turun 34,16% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar US$2,49 miliar (Rp39,12 triliun).

Penurunan kinerja bottom line ini tidak terlepas dari penurunan kinerja top line yang mana pendapatan usaha tercatat turun 19,56% yoy menjadi US$6,51 miliar (Rp 102,29 triliun) pada akhir periode Desember 2023.

Berdasarkan laporan keuangan ADRO, penjualan batu bara baik ekspor dan domestik turun menjadi US$5,2 miliar (23,94% yoy) dan US$825,36 juta (5,81% yoy). Sementara itu, jasa pertambangan naik 18,85% yoy menjadi US$140,82 miliar.

Sementara itu, beban pokok pendapatan naik 15,38% yoy menjadi US$3,98 miliar dari yang setahun sebelumnya sebesar US$3,45 miliar pada kuartal IV-2023. Biaya keuangan pun naik 16,89% yoy menjadi US$109,40 miliar.

Sementara itu, beban lain-lain neto sebesar US$37,84 juta pada akhir tahun lalu, berbalik pendapatan lain-lain neto US$30,86 juta pada akhir tahun 2022. Maka, laba usaha turun 50% menjadi US$2,15 miliar pada tahun 2023, dari yang setahun sebelumnya sebesar US$4,30 miliar.

Lebih lanjut, total aset per akhir Desember 2023 turun 3% menjadi US$10,47 miliar dibandingkan US$10,78 miliar pada periode yang sama setahun sebelumnya.

Sesuai rencana investasi, belanja modal naik 53% menjadi $648,3 juta. Belanja modal ini terutama digunakan untuk investasi pada alat berat, tongkang, dan sarana pendukung di rantai pasokan perusahaan di saat investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya dimulai.

Posisi keuangan perusahaan dinilai tetap sehat dengan posisi kas bersih $1.936 juta pada akhir 2023, dan posisi kas $3.311 juta. Perusahaan juga dinilai menunjukkan progres yang berarti pada kawasan industri di Kalimantan Utara, dimana PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), telah merampungkan pekerjaan penyelidikan tanah, perataan tanah, dan penimbunan untuk fasilitas tanur pembakaran di lokasi smelter aluminumnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya