Bisnis
Jumat, 10 November 2023 - 15:58 WIB

Penipuan Perumahan di Soloraya Bertambah, REI: 3 Aduan dalam 2 Bulan Terakhir

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah. (olx.co.id).

Solopos.com, SOLO — Ketua REI Soloraya, Maharani, menyebut modus penipuan perumahan di Soloraya terus bertambah. Ia mengatakan beberapa waktu terakhir ada aduan yang masuk ke REI mengenai warga yang mengalami penipuan properti.

Saat ditemui Solopos.com, Rabu (18/10/2023), Maharani menyebut sampai  mendapatkan tiga aduan dalam dua bulan terakhir.

Advertisement

“Ada aduan sekitar tiga orang ke REI karena mengalami penipuan ketika membeli rumah di developer. Uangnya dibawa lari pihak developer dan akhirnya pembeli rumah enggak dapat apa-apa. Kami dari REI juga enggak bisa berbuat banyak karena mereka membeli rumahnya ke pengembang yang sifatnya perorangan,” kata dia.

Maharani menambahkan, pengembang perorangan memang sering menjebak pembelinya untuk membayarkan sejumlah uang terlebih dahulu. Para korban biasanya diwajibkan membayar uang muka Rp10 juta atau langsung melunasi hingga ratusan juta.

Advertisement

Maharani menambahkan, pengembang perorangan memang sering menjebak pembelinya untuk membayarkan sejumlah uang terlebih dahulu. Para korban biasanya diwajibkan membayar uang muka Rp10 juta atau langsung melunasi hingga ratusan juta.

“Memang rata-rata yang menipu itu perorangan, jadi bukan atas nama perusahaan. Modusnya sama, jadi dijanjikan rumah dengan sistem syariah, bayarnya tunai baru dibangunkan rumah dengan margin yang sudah disepakati. Karena membayarnya tunai, jadi sulit untuk mendeteksi, kami dari REI juga enggak bisa berbuat banyak karena itu tidak terdaftar di kami,” kata dia.

Maharani kemudian memberikan beberapa tips agar masyarakat tidak tertipu dengan modus-modus penipuan properti yang berpotensi tumbuh dengan berkembangnya perumahan di Soloraya.

Advertisement

Ia kemudian menjelaskan jika pihak pengembang tersebut terdaftar, REI bisa mencarikan solusi agar pengembang dan pembeli rumah bisa mendapatkan haknya.

“Dulu ada developer yang sudah membuka perumahan, uangnya sudah lunas ternyata enggak bisa dibangun. Kami akhirnya menengahi, pihak developer kami minta mencarikan rumah bagi yang sudah membeli atau melunasi. Nanti kami konfirmasi ke pembeli mau apa enggak tinggal di situ, apakah mau pindah ke rumah yang diberikan developer tersebut atau enggak, kalau mau ya masalah selesai, kalau pembeli menolak ya developer harus mencarikan rumah bagi pembeli tersebut,” ulasnya.

Terpisah, Developer Taman Permata Residence, Boyolali, Mario Soetordjo, mengatakan yang paling utama adalah menjaga kualitas bangunan. Menurutnya, ada beberapa langkah untuk meningkatkan kepercayaan konsumen di bidang properti.

Advertisement

“Untuk menjaga kepercayaan konsumen, yang utama kami berusaha selalu menjaga kualitas bangunan. Kami memberikan garansi bangunan yang lebih panjang agar seumpama ada kualitas bangunan yg kurang pas, masih bisa kami perbaiki,” ujarnya.

Mario melanjutkan, bagian marketing sebuah developer memiliki peran penting untuk menarik minat masyarakat. Menurutnya, marketing sebuah perumahan berperan besar untuk meyakinkan calon konsumen untuk membeli rumah.

“Dalam hal komunikasi dari divisi marketing selalu kami tekankan untuk memberikan pelayanan yang terbaik, senyum, ramah, memberikan jawaban yang jelas agar konsumen memiliki keyakinan  yang lebih sebelum benar-benar membeli ke perumahan kami,” ulasnya.

Advertisement

Mario juga menyebut, legalitas sebuah perumahan juga berperan penting untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap developer perumahan. “Dari segi legalitas kami selalu pastikan bahwa semua clear dari sertifikat sampai perijinan. Agar konsumen nyaman kami pun tenang,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif