SOLOPOS.COM - Chief Executive Officer Broilex, Prastyo Ruandhito (kedua dadi kiri) memantau peternakan binaan BroilerX. (Istimewa/BroilerX).

Solopos.com, SOLO – Fenomena El Nino berpotensi mengancam produktivitas sektor perternakan. Perlu ada upaya mitigasi untuk menghadapi dampak kemarau panjang ini, salah satunya melalui penggunaan teknologi peternakan modern.

Chief Executive Officer Broilex, Prastyo Ruandhito, menjelaskan untuk menghadapi ancaman El Nino ini perlu produksi dengan seefisien mungkin. Sebab, ada kemungkinan pasokan sarana produksi peternakan yang meliputi day old chicken (DOC ) atau anak ayam, pakan, vaksin, vitamin dan obat-obatan atau sapronak berkurang.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Hal ini akan berakibat pada kenaikan harga bahan baku. Salah satu langkah untuk menghadapi El Nino adalah dengan menekan harga pokok produksi yaitu dengan cara menekan biaya operasional dengan dukungan teknologi.

“Menekan biaya produksi dengan support teknologi adalah kunci. Termasuk kontrol lingkungan dalam kandang untuk selalu diperhatikan,” terang Prastyo saat dihubungi Solopos.com pada Selasa (29/8/2023).

BroilerX digagas sebagai upaya transformasi industri  peternakan. BroilerX berawal dari tim riset research & development (RnD) di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 2020.

Melihat perlunya tranformasi teknologi di industri peternakan, lanjut Prastyo, PT Integrasi Teknologi Unggas berfokus produk pada aplikasi dan perangkat IoT Monitoring kegiatan budidaya ayam.

Pada 2022, BroilerX, bertransformasi menjadi end to end poultry tech startup dengan membuka layanan kemitraan digital dengan membawa misi digitalisasi dan efisiensi produksi menggunakan teknologi. Selain itu, pihaknya juga mengusung Smart Farming BroilerX yaitu teknologi buatan lokal yang dapat memantau dan mengontrol serta mengotomasikan micro climate dalam kandang broiler.

Teknologi ini dibuat dengan pendekatan variable iklim tropis yang sesuai dengan kondisi iklim Indonesia. Oleh sebab itu, ayam selalu dalam kondisi nyaman sesuai dengan kebutuhan harian ayam sehingga dapat tumbuh secara optimal dengan cost produksi yang efisien

Saat ini telah ada lebih dari 1.100 peternak di seluruh indonesia menggunakan aplikasi ini. Sebanyak 350 peternak di antaranya tergabung dalam ekosistem menerima fasilitas support sarana produksi dan 100% pemasaran di BroilerX yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Untuk peternak area Solo sekitarnya ada lebih dari 70 peternak dan akan bertambah,” ujar dia.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah, Parjuni, menguraikan teknologi digital biasanya hanya membantu sektor peternakan. Namun tidak mutlak dalam keberhasilan budi daya. Ia menilai pengalaman peternak menjadi kunci utama menghadapi suatu permasalahan.

“Menurut saya aplikasi digital itu tidak harus. Karena pengamatan langsung riil di lapangan itu akan memberikan petunjuk yang lebih fix. Karena kami juga harus bisa gunakan feeling dalam berbudi daya. Bukan hanya berdasar petunjuk digital. Pengalaman peternak tentu menjadi lebih baik,” terang Parjuni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya