SOLOPOS.COM - Pengisian Avtur untuk pesawat delegasi Uni Emirat Arab (UEA) oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Soemarmopada Senin (14/11/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Penerapan sustainable aviation fuel (SAF) atau bahan bakar avtur ramah lingkungan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih menunggu arahan dari pemerintah pusat.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengatakan SAF masih belum dijalankan di Jateng dan DIY. “Belum dijalankan, sementara menunggu arahan karena SAF masih tahap awal,” ujar Brasto saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (16/9/2023).

Promosi NeutraDC Hadir sebagai AI Enabler di Indonesia Cloud & Datacenter Convention

Penjualan avtur selama Januari hingga Agustus 2023 mencatat angka 69.000 kiloliter. Brasto menyebutkan penjualan tertinggi adalah saat penerbangan haji pada Juli 2023 sebesar 14.000 kiloliter.

SAF adalah bahan bakar avtur ramah lingkungan yang dicanangkan untuk pesawat komersial. Pertamina telah sukses melakukan uji statis SAF pada mesin jet CFM56-7B yang biasa digunakan pada pesawat komersial di fasilitas Test Cell milik GMF Aeroasia.

Berdasarkan rilis resmi Pertamina yang diterima Solopos.com, Sabtu, uji coba ini menjadi rangkaian pertama memastikan produk SAF layak digunakan untuk pesawat komersial. Pertamina juga tengah mendorong produk SAF untuk bisa digunakan pada pesawat komersial setelah sebelumnya sudah berhasil menerbangkan pesawat militer berjenis CN 250 pada 2021.

Setelah kesuksesan hasil pengujian statis kali ini, selanjutnya produk SAF akan memasuki tahap pengujian selanjutnya yaitu Uji Ground Round dan Flight Test. Pertamina melalui Research & Technology Innovation (RTI), Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Pertamina Patra Niaga (PPN) bersama dengan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, ITB, APROBI, BPDPKS, LEMIGAS, BRIN, Garuda Indonesia dan Garuda Facility Maintenance secara intensif mengawal rangkaian uji produk SAF ini.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa Pertamina memproduksi SAF melalui metode co-processing yang memproduksi green-fuel melalui proses pengolahan bahan baku minyak nabati dengan minyak bumi secara bersamaan menjadi green hydrocarbon, dalam hal ini menjadi bioavtur. Produksi SAF saat ini dilakukan di RU IV Cilacap.

Lebih lanjut Fadjar menjelaskan bahwa SAF dikembangkan sebagai salah satu upaya Pertamina menjalankan program transisi energi sekaligus untuk mencapai target NZE 2060 di mana seluruh lini bisnis Pertamina Group bersama-sama mengembangkan inovasi green fuel.

“Produk SAF ini dikembangkan bersama lintas fungsi dan Subholding Pertamina, serta diproduksi oleh Kilang Pertamina. Kami yakin melalui sinergi yang sudah terjalin ini akan terus melangkah ke depan dalam mengembangkan SAF sebagai tonggak utama dan pengembangan Biofuel atau Green Energy di Indonesia,” ujar Fadjar.

Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya