SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras merah. (klikdokter.com)

Solopos.com, SOLO — Pengawas Mutu Hasil Pertanian Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo, Silastuti Retnoningtyas, mengatakan peredaran produk diversifikasi pangan lokal Solo masih terbatas.

“Kalau produk lokal kami awasi dan nanti output-nya ada label serta izin edar dan juga sertifikasi, nah selama ini kami baru mengeluarkan label untuk produk beras putih, biji-bijian dan kacang-kacangan. Label itu nanti dipakai untuk masuk ke retail atau pasar modern,” papar Silastuti saat ditemui Solopos.com di acara Operasi Pasar Murah, Senin (26/6/2023).

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Silastuti juga mengaku belum pernah mengeluarkan label izin edar untuk produk beras merah yang mulai diminati di masyarakat.

Meski begitu, pengawasan Dispartan hanya sebatas pemberian label untuk produk yang akan memasuki retail atau pasar modern.

Silastuti merasa di pasar tradisional produk pangan nonberas dan nonterigu sudah banyak dijual meski dalam bentuk curah.

Dia melanjutkan, produk diversifikasi pangan lokal biasanya berasal dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sementara izin edar produk bahan pangan pengganti beras dari usaha lebih besar membutuhkan label dari tingkat yang lebih tinggi.

Menurut Silastuti, selama ini UMKM penjual beras putih yang sudah mendapatkan label hanya repacking. Dia memprediksi para pengusaha tersebut mendapatkan beras dari petani untuk dikemas lalu dijual lagi.

Meski begitu, Dispartan Solo sudah giat mengenalkan produk diversifikasi pangan. Kepala Dispartan Solo, Eko Nugroho, mengatakan tujuan utama program tersebut adalah meningkatkan keberagaman menu dengan gizi berimbang.

“Kami tengah mengenalkan tepung dari ubi kayu atau mokaf. Produksinya tidak di sini [Solo] tapi tokonya di Solo. Tujuannya menggantikan terigu di masyarakat,” papar Eko dalam acara yang sama kepada Solopos.com.

Eko menambahkan pihaknya sudah rutin mengadakan lomba agar masyarakat berkreasi mengembangkan pangan non-beras dan nonterigu. Selain itu, juga rutin diadakan pelatihan budidaya tanaman pangan selain padi agar ketergantungan dengan beras dapat dikurangi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya