SOLOPOS.COM - Berbagai jenis sayur mayur yang telah dikemas dijajar rapi di Aspakusa Makmur Boyolali, Senin (11/12/2023). UMKM ini merupakan salah satu binaan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo. (Solopos.com/Anik Sulistyawati)

Solopos.com, BOYOLALI — Dengan cekatan, perempuan yang mengenakan seragam warga hijau itu memilah dan memilih sayuran untuk ditimbang kemudian dikemas atau wrapping dengan rapi. Sayuran-sayuran yang telah dikemas tersebu dimasukkan ke dalam ruang pendingin khusus.

Itulah sebagian kesibukan yang tampak di UMKM pengemasan sayur mayur Aspakusa (Asparagus Kucai dan Sayuran) Makmur Boyolali yang berada di tepi Jalan Raya Boyolali-Semarang, wilayah Kantil, Mojolegi, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, pada Senin (11/12/2023).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Sayur mayur yang dipasok ke Aspakusa merupakan hasil usaha para petani hortikultura binaan Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Solo.

Penanggung jawab lapangan Aspakusa Makmur Boyolali, Dwi Lestari Pujiastuti menjelaskan sayuran-sayuran merupakan hasil pertanian dengan kualitas yang baik dan dipanen sesuai SOP (standard operating procedure) .

“Di sini [sayuran] disortasi dan dikemas, kayak salon, dipercantik untuk bisa dijual dengan harga baik,” ujar Puji.

Dia menjelaskan Aspakusa Makmur menjalin kerja sama dengan setidaknya lima kelompok tani yang memiliki anggota dengan jumlah kurang lebih 217 petani. Dengan total lahan pertanian sekitar puluhan hektare para petani tersebut menanam berbagai macam sayuran secara tidak bersamaan.

“Khusus untuk produksi tertentu seperti bayam merah, ukra hijau, ukra merah itu kita atur penjadwalan tanamnya karena itu tidak bisa dijual di pasar lokal. Kalau timun lokal, wortek dan lainnya petani bebas menanam seluas berapa, kita mengambil seperlunya dengan kualitas sesuai dengan spek yang sesuai untuk dikirim ke toko,” jelasnya.

Untuk menjaga kualitas, sayur-sayur tersebut disimpan dalam cold storege ruang bersuhu 4-8 derajat Celcius. Aspakusa juga telah menerapkan teknologi Plasma Ozone dengan merek mesin D’Ozone agar sayur yang dikirim ke swalayan atau supermarket bisa bertahan lebih lama dan higienis. Dengan proses pengemasan seperti itu rata-rata sayur bisa bertahan 4- 8 hari.

“Bahkan cabai bertahan bisa sampai dua bulan,” ujar Puji.

Pekerja mengemas sayur mayur di Aspakusa Makmur Boyolali, Senin (11/12/2023). UMKM ini merupakan salah satu binaan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo. (Solopos.com/Anik Sulistyawati)
Pekerja mengemas sayur mayur di Aspakusa Makmur Boyolali, Senin (11/12/2023). UMKM ini merupakan salah satu binaan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo. (Solopos.com/Anik Sulistyawati)

Untuk ukuran pengemasan, lanjutnya, disesuaikan dengan permintaan toko seperti 100gram, 200 gram, dan 250 gram.
Sayur yang telah di-treatment dengan plasma ozon tersebut dikemas untuk kemudian dikirim ke supermarket atau ritel. Saat ini Aspakusa mengemas lebih dari 80 jenis sayuran. Bahkan ada sejumlah sayuran yang jarang ditemui di pasaran seperti bayam merah, okra merah, okra hijau, dan asparagus.

“Benih asparagus ini kami dapat saat masih menjadi binaan Taiwan ICDF. Sedangkan untuk sayuran segar yang kami kemas ini dipasok oleh lima kelompok tani yang ada di Kecamatan Selo, Kecamatan Cepogo, dan Boyolali kota,” katanya.

Aspakusa telah menjadi mitra binaan Bank Indonesia sejak tahun 2019. Selama menjadi mitra binaan BI, Aspakusa Makmur sudah memperoleh sejumlah manfaat untuk melancarkan operasional usaha dan perhargaan.

Berdasarkan catatan ketahananpangan.boyolali.go.id, Aspakusa Makmur pernah meraih Juara III Adikarya Pangan tingkat Kabupaten Boyolali 2012, Juara I Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing tingkat Nasional, kategori Produk segar berdaya saing 2014, dan Juara III Adikarya Pangan Nasional tingkat Provinsi Jawa Tengah, kategori Pelopor Ketahanan Pangan Tahun 2015.

“Kami pernah ikut lomba TPID tingkat nasional, dapat juara dan hadiahnya Rp40 juta. Waktu itu kami wujudkan untuk melengkapi sarana dan prasarana usaha,” katanya.

Aspakusa Makmur juga pernah mendapat bantuan kendaraan untuk menjual sayuran langsung ke konsumen.

“Waktu pandemi orang enggak boleh keluar, jadi kami jualan sayuran ke rumah-rumah penduduk. Selain itu kami juga dibantu akses pemasaran, diajak pameran ke mal-mal,” katanya.

Tantangan

Petugas lapangan Dwi Lestari Pujiastuti, saat memberikan penjelasan tentang Aspakusa Makmur Boyolali,, Senin (11/12/2023). UMKM ini merupakan salah satu binaan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo. (Solopos.com/Anik Sulistyawati)

Petugas lapangan Dwi Lestari Pujiastuti, saat memberikan penjelasan tentang Aspakusa Makmur Boyolali,, Senin (11/12/2023). UMKM ini merupakan salah satu binaan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo. (Solopos.com/Anik Sulistyawati)

Namun demikian saat ini Aspakusa Makmur mendapat tantangan yang cukup berat dengan turunnya permintaan pasar.
Sebelum pandemi produksi Aspakusa Makmur bisa mencapai satu ton sehari. Namun saat dan setelah pandemi produksi turun cukup drastis.

“Saat pandemi turun 30 persen, sekarang kembali turun 60 persen,” ujar Puji.

Saat ini Aspakusa Makmur menjalin kerja sama dengan sekitar 16 toko ritel modern seperti Hypermart dan Lottermart yang berada di Semarang, Yogyakarta, Kudus, Solo, dan Surabaya.

“Ada toko ritel yang tutup setelah pandemi yang berdampak pada permintaan. Belum yang di Jogja dan Semarang kadang minta kadang enggak,” katanya.

Namun hal ini tak membuat surut semangat Aspakusa Makmur Boyolali untuk bertahan. Saat ini UMKM tersebut telah menjajaki kerja sama dengan Superindo yang memiliki sejumlah gerai di Soloraya. Dengan dukungan 14 personel, Aspakusa Makmur Boyolali berharap terus eksis dengan terus beradaptasi dengan permintaan pasar.

“Kami berusaha memenuhi berbagai kebutuhan pasar seperti montong pisang, kenikir, bunga turi saat ini makin banyak diminati. Ada juga basil fresh, daun mint itu kita sediakan, termasuk biofarmaka seperti jahe, kunyit, temulawak,” ujar Puji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya