SOLOPOS.COM - Ilustrasi bisnis kuliner (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Dosen Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS), Nurul Istiqomah mengatakan pengeluaran per kapita warga Solo sudah lampaui pengeluaran Jawa Tengah dengan rata-rata Rp1.048.609.

Nurul juga soroti tingginya konsumsi makanan dan minuman jadi di Solo sebagai bentuk sumbangsih ekonomi kreatif sektor kuliner terhadap pertumbuhan ekonomi Solo.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“UMKM adalah penggerak ekonomi kota Solo. Pekerja dari sektor informal lebih banyak dibandingkan sektor formal, hal itu tentunya bisa meningkatkan ekonomi Solo 2022, 2023, dan seterusnya. Solo juga memiliki 3 jenis ekonomi kreatif yaitu kriya, fashion, dan kuliner,” ujar Nurul kepada Solopos.com, Senin (9/1/2023)

Dia menjelaskan, jumlah penduduk Kota Solo sebanyak 522.364 jiwa pada tahun 2020, kemudian meningkat menjadi 522.728  jiwa pada tahun 2021. Jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan yaitu sebesar 257.171 jiwa pada tahun 2021, sedangkan jumlah perempuannya adalah sebbanyak 265.557 jiwa.

Jumlah penduduk usia kerja menurut BPS dan ILO yaitu rentang 15 sampai 60 tahun merupakan jumlah terbesar, yaitu 343.281 atau 65,72 % pada tahun 2020 dan kemudian menurun menjadi 342.131 atau sebesar 65,45 % pada tahun 2021.

“Persentase tersebut menunjukkan bahwa kota Surakarta telah memasuki masa bonus demografi,” ujarnya Senin.

Tantangan dari masa bonus demografi ini, menurut Nurul, adalah diperlukan lapangan kerja yang memadai agar tidak terjadi lonjakan pengangguran. Tingginya jumlah penduduk usia kerja yang besar juga disebut Nurul harus disertai dengan kualitas dari segi kesehatan ataupun pendidikan maupun skill.

Pemerintah kota Solo disebut Nurul sudah mulai perlu mengetahui sektor andalan mana saja yang berkembang di Solo. Industri kreatif menurut Nurul merupakan sektor maju tapi tertekan yang disebabkan beberapa hal seperti pemasaran yang masih konvensional.

“Menurut saya, pemerintah perlu dekatkan UMKM dengan teknologi agar pemasarannya bisa digital. Sudah terbukti UMKM yang bertahan selama Covid-19 adalah yang bisa beradaptasi dengan teknologi,” papar dosen itu.

Data BPS menyebutkan sebanyak 83,60% penduduk sudah menggunakan peralatan teknologi informasi, sedangkan 79,83% penduduk mampu mengakses internet. Dari data tersebut, Nurul berharap semakin banyak penduduk usia produktif di kota Solo bisa menguasai teknologi agar bonus demografi bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

BPS Surakarta merilis data-data tentang Kota Solo dalam publikasinya Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Surakarta 2022 belum lama ini.

Menurut kelompok pengeluaran, sebanyak 68,40% penduduk umur 15-64 tahun dengan pengeluaran 40% terbawah dan 71,29% penduduk umur yang sama dengan pengeluaran 40% tengah. Usia 15-64 tahun dengan pengeluaran 20% teratas sebanyak 72,71%.

Tingginya jumlah penduduk usia 15-64 tahun dengan pengeluaran 20% teratas sebanding dengan data BPS selanjutnya yaitu rata-rata pengeluaran per kapita di kota Solo sebesar Rp1.746.011, dengan perincian pengeluaran untuk kebutuhan makanan Rp767.707 per bulan, dan untuk kebutuhan non-makanan sebesar Rp978.916 per bulan.

Data BPS Surakarta menunjukkan pengeluaran kebutuhan makanan penduduk kota Solo tertinggi adalah untuk makanan dan minuman jadi sebesar Rp324.738 per kapita dalam sebulan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya