SOLOPOS.COM - Logo Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. (Istimewa).

Solopos.com, SOLO – Pertumbuhan ekonomi di Kota Solo pada kuartal III dan IV/2023 diperkirakan tak sesuai harapan seiring pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun ini. Kota Solo bakal merugi besar karena hilangnya aktivitas-aktivitas ekonomi yang berimplikasi pada serapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini diungkapkan pengamat ekonomi asal Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Anton Agus Setyawan, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (30/3/2023). Secara pribadi, Anton ikut menyayangkan polemik yang terjadi di Tanah Air yang berimbas pembatalan drawing Piala Dunia U-20 di Bali pada 31 Maret yang dilanjutkan pembatalan secara resmi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. “Patut disayangkan ya. Ini kerugian besar bagi Kota Solo terutama pada semester kedua 2023,” kata dia, Kamis.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Pemerintah menaruh harapan beragam sektor usaha bakal bergeliat selama penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Kota Solo. Mulai dari sektor penunjang pariwisata dan perdagangan seperti perhotelan, restoran, transportasi, dan event. Serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner yang tersebar di Kota Bengawan.

Ajang sepak bola terbesar kedua itu direncanakan digelar hampir selama tiga pekan. “Pemerintah berharap ada kenaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV. Sekarang piala dunia batal digelar di Indonesia. Ini sama saja kemunduran dari sisi ekonomi,” kata dia.

Guru Besar Fakultas Ekonomi UMS ini menyampaikan tak hanya pemain dan official masing-masing negara peserta Piala Dunia U20 yang datang ke Tanah Air. Ribuan suporter yang berasal dari berbagai belahan dunia dipastikan ikut meramaikan ajang sepak bola tersebut. Mereka akan mendukung masing-masing tim nasional saat bertanding di lapangan hijau.

Ribuan suporter ini tak beda jauh dengan turis asing yang mengunjungi Kota Solo untuk menonton pertandingan sepak bola. “Mereka akan menginap selama beberapa hari. Setelah menonton pertandingan sepak bola pasti jalan-jalan ke destinasi wisata. Menikmati kuliner dan lain sebagainya. Ini potensi aktivitas ekonomi yang terlihat saat Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia,” ujar dia.

Terlebih, gelaran pesta sepakbola terbesar itu tidak hanya digelar satu hari-dua hari melainkan selama beberapa pekan. Artinya, geliat ekonomi daerah bakal memberikan kontribusi bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah.

Sementara itu, Hubungan Masyarakat (Humas) Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Solo, Lintang Anggraeni, mengatakan masih mengkaji dan menghitung beberapa indikator dampak pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dari aspek ekonomi. Dia ingin menyampaikan informasi mengacu pada data ekonomi di Solo dan sekitarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya