SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO —  Fenomena staycation di hotel oleh warga Soloraya bisa meningkatkan ekonomi pariwisata terutama setelah Indonesia masuk dalam masa endemi. Namun demikian, hal ini juga berpotensi mengerek inflasi. 

Pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS), Bhimo Rizky Samudro mengatakan fenomena staycation yang kini jamak dilakukan tidak lepas dari tekanan saat pandemi. Bhimo menjelaskan staycation adalah respons dari masyarakat yang ingin memiliki variasi aktifitas saat liburan.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Sebenarnya dalam fenomena staycation ini hampir sama dengan adanya konser musik atau event eksternal lainnya, apalagi setelah pandemi selama dua tahun pemerintah memutuskan Indonesia masuk dalam masa endemi. Masyarakat sudah menunjukkan gelagat ingin segera melepaskan diri dari tekanan pandemi Covid-19. Ini menambah variasi aktivitas masyarakat,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (22/6/2023).

Lebih lanjut, Bhimo menjelaskan, staycation juga merupakan bentuk respons dari kebijakan pemerintah mengubah status pandemi jadi endemi yang bisa meningkatan pendapatan daerah, terutama di sektor wisata.

“Manifestasi dari tekanan pascapandemi ini adalah staycation, ini merupakan respons dari kebijakan pemerintah juga yang menggeser ke masa endemi. Tentu ini positif karena bisa meningkatkan pendapatan daerah, karena tingginya okupansi hotel masuknya juga pasti ke daerah,” tambahnya.

Potensi peningkatan daerah di Solo menurut Bhimo cukup besar karena konsumsi yang meningkat. Ia mengatakan, secara nasional konsumsi masyarakat masih menyumbang pendapatan terbesar dibandingkan investasi atau ekspor.

“Hal ini lumrah karena pola pengungkit pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini yang paling berperan itu konsumsi, jadi secara konseptual bahwa pertumbuhan indonesia itu didorong konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor. Tapi konsumsi dari masyarakat ini terbukti masih menyumbang pendapatan terbesar, maka dari itu pemerintah memang terus mendorong konsumsi,” ulas Bhimo.

Namun demikian Bhimo mengatakan staycation yang menjadi bentuk konsumsi masyarakat juga berpotensi meningkatkan inflasi. Untuk itu, ia berharap Pemkot Solo bisa menyeimbangkan supply barang dan jasa untuk menekan potensi inflasi dari dampak staycation.

“Karena staycation ini bisa menyebabkan kenaikan pola konsumsi dan bisa menaikkan permintaan agregat masyarakat sehingga menyebabkan kenaikan harga, dampaknya tentu inflasi. Jadi Pemkot Solo harus mendukung dengan supply barang dan jasa untuk menekan inflasi,” tambahnya.

Meski begitu, Bhimo menyebut inflasi yang merupakan dampak dari staycation masih wajar dan dibandingkan dengan pendapatan daerah yang masuk masih lebih menguntungkan.

“Jadi adanya manifestasi setelah pandemi dengan staycation ini akan menambah konsumsi sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.

Beberapa warga Solo menyebut memanfaatkan libur panjang untuk staycation ke hotel-hotel yang ada di Solo. Mereka mengatakan, staycation di hotel untuk refreshing, sekaligus menikmati waktu bersama keluarga.

Maulana Ardhiyasa, 30, asal Purwosari yang bekerja sebagai karyawan swasta mengatakan kepada Solopos.com, sering memanfaatkan libur panjang dengan staycation di hotel. Ia menyebut ada dua hotel yang menjadi favoritnya yaitu Alila dan Swiss-Bell. Maulana mengatakan dua hotel tersebut menjadi favorit baginya karena fasilitas dan kenyamanan di dalam kamar.

“Biasanya setiap ada libur panjang, misalkan anak saya habis terima rapor atau libur panjang seperti besok Idul Adha nanti staycation di hotel. Sekalian refreshing dan menikmati waktu sama keluarga, biasanya di Hotel Alila sama Swiss-Bell karena dua hotel itu yang fasilitasnya lengkap, dari kolam renang sampai gymnastic ada, kamarnya juga nyaman dan luas,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya