SOLOPOS.COM - Ilustrasi Air Asia. (Istimewa).

Solopos.com, SOLO — Wacana Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengusulkan penerbangan internasional rute Singapura dan Malaysia menuju Bandara Adi Soemarmo Solo disambut baik banyak pihak.

Hal itu dipercaya semakin mengukuhkan Solo sebagai Kota Wisata. Ketua DPC Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Solo, Pri Siswanto, mengatakan penambahan rute internasional sebenarnya sudah didorong pelaku wisata sejak dahulu.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Kepada Solopos.com, Jumat (12/5/2023), dia menceritakan sebelum pandemi Covid-19, penerbangan internasional di Solo cukup ramai. Baik untuk penerbangan reguler maupun non-reguler seperti untuk ibadah umrah.

Maskapai yang membuka penerbangan rute Solo menuju Singapura dan Kuala Lumpur Malaysia yakni Air Asia.

Penerbangan Solo – Singapura dengan Air Asia ditutup pada pertengahan 2016. Sementara, penerbangan dengan rute Solo-Kuala Lumpur Malaysia ditutup pada pertengahan Januari 2018.

“Kalau dibuka lagi, baik untuk penerbangan reguler maupun non-reguler itu saya bayangkan bisa lebih ramai lagi wisata di Solo. Harapannya tentu saja agar segera terealisasi,” papar Pri saat dihubungi Solopos.com via telepon, Jumat.

Dia juga menyarankan membangun konsep wisata tidak hanya di dalam kota saja, tetapi juga meluas ke Karanganyar, Klaten, Boyolali, dan kabupaten lain di Soloraya.

Harapannya, konsep pariwisata Soloraya semakin matang.

Di sisi lain, ia mengaku saat ini masih terkendala akses yang belum siap 100%. Solo masih perlu menggandeng usaha-usaha pusat oleh-oleh agar bisa tergabung dalam suatu rangkaian paket wisata.

Menurutnya, Solo juga perlu lebih banyak resto lokal yang besar dan luas agar bisa menjadi jujukan wisatawan grup besar.

Konsep Matang

Sementara, pemilik usaha wisata Sukmatrip.com, Yosua Eka Setiawan, mengatakan destinasi wisata Kota Solo harus siap jika ingin mendatangkan wisatawan luar negeri.

Dia juga menambahkan harus ada konsep wisata yang jelas sehingga disukai pelancong dari mancanegara.

“Saya pikir perlu ada kolaborasi dengan semua stakeholders terkait. Tidak hanya di Solo, sebaiknya seluruh pemerintah daerah Soloraya juga ikut bekerja agar tercipta wisata yang terkonsep di Soloraya ini,” papar Yosua saat dihubungi Solopos.com via telepon, Jumat (12/5/2023).

Yosua yang mengoperasikan travel Sukmatrip.com di Bali ini mengatakan bagi Solo masih banyak evaluasi yang perlu diupayakan agar wisatawan betah berwisata di Solo dan meningkatkan length of stay mereka.

Menurutnya, masih perlu adanya penambahan landmark wisata yang khas sesuai Kota Solo, juga promosi perlu ditingkatkan dan dukungan dari pemerintah.

Dia menuturkan paket-paket wisata di Solo dengan durasi 3 hari 2 malam atau 5 hari 4 malam diperlukan agar pariwisata Solo terus ramai. Juga, kerja sama dengan restoran maupun hotel sebagai lokasi kuliner dan istirahat para wisatawan juga diperlukan.

Di sisi lain, Yosua juga mengapresiasi pembangunan Kota Solo yang masif dibandingkan kota lain. Ia optimis Solo bisa menjadi incaran wisata negara-negara luar Indonesia.

Menurutnya penambahan rute penerbangan internasional ke Solo otomatis menambah ekonomi masyarakat dan menambah value Kota Solo.

Yosua berpendapat adanya tambahan rute penerbangan serta akses yang memadai bisa membuat Solo memenangkan UNESCO Creative City Network (UCCN) yang sedang diupayakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya