SOLOPOS.COM - Keseharian warga Solo yang berjualan makanan dengan pendapatan di bawah Rp3 juta, Selasa (4/7/2023). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Keluarga Solo dengan pemasukan di bawah Rp3 juta menyebut masih bisa bertahan hidup dengan pengeluaran sebesar Rp2,5 juta per bulan.

Mereka mengatakan pengeluaran terbesar biasanya untuk biaya pendidikan anak hingga membayar kontrakan.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Sebagai informasi, berdasarkan data Survei Biaya Hidup (SBH) yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, Kota Solo menjadi Kota atau Kabupaten kelima dengan pengeluaran rumah tangga terendah di Indonesia.

Keluarga di Solo berdasarkan statistik rata-rata mengeluarkan Rp7,3 juta per bulan untuk biaya rumah tangga,

Data tersebut menempatkan Kota Solo sebagai Kota atau Kabupaten dengan pengeluaran rumah tangga terendah nomor lima di Indonesia, peringkat pertama ditempat Kabupaten Singaraja, Bali dengan pengeluaran keluarga rata-rata Rp6,7 juta per bulan.

Dengan upah minimum Kota (UMK) Rp2.174.169, Solopos.com mencoba melihat lebih dekat pengeluaran beberapa keluarga di Solo, namun beberapa mengatakan memiliki pendapatan bahkan hanya Rp3 juta.

Salah satunya adalah keluarga Sumarto, 52, yang tinggal di Jalan Parang, Laweyan. Ia menyebut pendapatannya berasal darinya yang bekerja sebagai pedagang makanan dan sang anak yang bekerja sebagai karyawan swasta.

Ia menyebut, jika digabung pendapatan per bulan keluarganya sebesar Rp3,4 juta. Sumarto masih memiliki satu anak lagi yang masih duduk di bangku kuliah.

“Pendapatan saya per bulan itu sekitar Rp1,2 juta, ditambah anak saya yang kerja sebagai kasir itu sekitar Rp2,2 juta. Saya masih punya satu anak yang berkuliah jadi pengeluaran paling besar saat ini buat kuliah anak saya. Untuk kebutuhan rumah tangga itu per bulannya Rp1 juta per bulan buat belanja,” ucapnya saat ditemui Solopos.com, Selasa (4/7/2023).

Ia harus menabung sekitar Rp1,1 juta untuk biaya kuliah ditambah uang saku sang anak. Sumarto merinci, pengeluaran lainnya seperti belanja bulanan, membayar iuran listrik dan air ditekan hingga Rp400.000 per bulan.

“Karena biaya kuliah anak sudah besar, saya berhemat. Jadi buat listrik air habisnya Rp400.000, biaya anak itu saya hitung Rp1 juta per bulan, karena UKT nya sekitar Rp5 juta plus uang saku Rp100.000 sampai Rp150.000 per bulan, kebetulan anak saya juga bekerja paruh waktu buat nambah uang jajannya,” ceritanya.

Sumarto melanjutkan, biaya lain seperti belanja dan jalan-jalan baru ada ketika mendapatkan tunjangan hari raya (THR) atau bonus dari sang anak. Sedangkan untuk dana pengobatan, ia menyebut berasal dari BPJS.

“Kalau anak saya dapat THR atau bonus baru bisa berbelanja atau jalan-jalan. Misalkan belum dapat ya enggak ke mana-mana mungkin refreshing dengan jalan ke Manahan atau Stadion Sriwedari yang gratis,” ucapnya.

Sedangkan cerita berbeda diungkapkan oleh Kartika, 39, asal Nusukan. Pendapatan keluarganya berasal dari sang suami yang bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan dengan pendapatan per bulan Rp2,9 juta.

Kartika menyebut, mayoritas pengeluarannya digunakan untuk membayar kontrakan dan biaya kebutuhan sang anak yang baru masuk SMP.

“Pengeluaran paling besar itu kontrakan sekitar Rp1,2 juta per bulan, sisanya buat biaya sekolah per bulan Rp300.000 sisanya buat biaya rumah tangga seperti belanja dan membayar listrik air. Sisanya per bulan paling Rp250.000 per bulan,” jelasnya.

Dengan pendapatan yang mepet, Kartika menyebut harus mendapatkan pemasukan tambahan dengan berjualan online. Ia mengatakan per bulannya bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp1,2 juta per bulannya.

“Saya jualan barang-barang rumah tangga lumayan kalau sedang ramai bisa mendapatkan pemasukan sampai Rp1,2 juta. Kalau buat kebutuhan jalan-jalan atau belanja biasanya menunggu ketika hari raya atau suami saya dapat bonus tahunan,” kata dia.

Keluarga Solo dengan pemasukan di bawah Rp3 juta, menyebut masih bisa bertahan hidup dengan pengeluaran sebesar Rp2,5 juta per bulan. Mereka mengatakan pengeluaran terbesar biasanya untuk biaya pendidikan anak hingga membayar kontrakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya