SOLOPOS.COM - Sejumlah kendaraan melintas di Tol Batang-Semarang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (21/4/2023). Pada H-1 Lebaran Idul Fitri 2023, pemberlakuan "one way" dari Jakarta menuju Jawa Tengah dihentikan. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/rwa.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pemudik mengaku harga makanan di beberapa rest area terlalu mahal. Bahkan di antara para pemudik pernah tertipu saat membeli makan rest area yang dijual dengan harga mahal namun rasa dan porsi yang ditawarkan tidak sebanding.

Untuk itu, para pemudik memilih untuk membeli makanan ataupun minuman di toko-toko retail dan restoran cepat saji. Bagi pemudik harga dan kualitas yang jelas dibandingkan kios-kios makanan yang tersedia di rest area menjadi alasannya.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Cerita merasa tertipu saat makan di rest area diungkapkan oleh Tegar yang ditemui Solopos.com di Rest Area KM456 Salatiga Selasa (25/4/2023).

Pemudik yang berasal dari Semarang ini mengaku pernah menghabiskan Rp100.000 untuk membeli tahu sumedang di salah satu rest area. Ia juga bercerita, beberapa penjual makanan di rest area mematok harga yang sangat mahal untuk satu porsi makanan.

“Saya pernah beli tahu sumedang awalnya beli 10 biji karena biasanya satu biji sekitar Rp1.000 sampau paling mahal Rp3.000, pas di rest area saya ditagih Rp100.000 untuk sepuluh biji. Pernah ada saudara juga yang beli makanan nasi rames, es teh dan kerupuk habisnya Rp150.000 satu porsi. Ketika adu mulut pedagangnya enggak mau ngalah, jadinya tetap dibayar,” jelasnya.

Tegar menyarankan agar harga makan ataupun minuman di rest area lebih dikontrol oleh pembuat kebijakan. Menurutnya, harga makan dan minum di rest area yang terlampau mahal justru merugikan bagi pembeli dan penjual.

“Kalau enggak diatur dan diawasi harganya, justru merugikan keduanya. Pembeli atau pemudik jadinya enggak mau berhenti di rest area untuk makan dan penjual akhirnya enggak dapat pemasukan dan makanan yang dijual akhirnya enggak fresh,” ujarnya.

Harga yang mahal juga dikeluhkan oleh Daniel, pemudik asal Cirebon yang pernah menghabiskan Rp200.000 untuk seporsi nasi sayur asem dan tempe.

“Saya pernah ketipu pas makan di rest area, jadi saya tanya dulu seporsi berapa karena emang enggak ada harganya di papan menu. Penjualnya bilang suruh makan dulu bayarnya nanti, begitu ditagih saya sama istri saya ditagih Rp400.000 buat dua porsi nasi sayur asem,” kisahnya.

Belajar dari pengalaman tersebut, Daniel akhirnya memilih untuk makan di restoran cepat saji atau membeli minum di toko retail. Ia menyebut, harga yang jelas dengan kualitas terjamin menjadi alasannya.

“Akhirnya sejak saat itu, saya kalau makan dan minum lebih memilih di KFC atau tempat makan fast food yang harganya jelas. Kalau beli minuman atau jajan di Indomaret meskipun memang harganya sedikit lebih mahal dibandingkan di luar rest area, tapi tetap masuk akal,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya