SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah menyerap dana sebesar Rp7 triliun dari lelang enam seri sukuk negara atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (20/6/2023), dengan mendapatkan penawaran masuk Rp41,38 triliun.

Lelang dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat keenam seri tersebut, yakni SPNS19122023 (penerbitan baru), PBS036 (pembukaan kembali), PBS003 (pembukaan kembali), PBS037 (pembukaan kembali), PBS034 (pembukaan kembali), dan PBS033 (pembukaan kembali) melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).

Penyerapan dana terbesar berasal dari seri PBS034, yakni sebesar Rp3 triliun, yang mendapatkan penawaran masuk senilai Rp6,45 triliun. Imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan dari lelang seri ini sebesar 6,45476 persen, sedangkan kupon yang akan didapatkan sebesar 6,5 persen.

Penyerapan dana terbesar lainnya yakni dari seri PBS033 senilai Rp2,1 triliun yang mendapatkan penawaran sebanyak Rp5,77 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,59999 persen. Tingkat kupon PBS033 yaitu 6,75 persen.

Selanjutnya, pemerintah meraup dana sebesar Rp1 triliun dari lelang seri PBS037 yang mendapatkan penawaran senilai Rp12,01 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,43 persen. Kupon yang didapat dari seri ini yakni 6,87 persen.

Dari lelang seri PBS036 yang memiliki tingkat kupon 5,37 persen, pemerintah menyerap dana senilai Rp900 miliar dari penawaran masuk sebanyak Rp10,61 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan dari lelang seri ini yakni sebesar 5,68038 persen.

Sementara itu dari seri SPNS19122023 dan PBS003 yang mendapatkan penawaran masing-masing sebesar Rp2,01 triliun dan Rp4,52 triliun, pemerintah memutuskan untuk tidak meraup dana. SPNS19122023 memiliki kupon diskonto, sedangkan PBS003 memiliki kupon 6 persen.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengumumkan pendapatan negara masih melanjutkan kinerja baik hingga akhir Triwulan I tahun 2023, yaitu tumbuh 29,0% (yoy). Hingga akhir Maret 2023, Pendapatan Negara mencapai Rp647,2 T atau 26,3% dari target APBN 2023.

Hingga akhir Maret, penerimaan pajak masih kuat, yaitu mencapai Rp432,25 T atau 25,2% dari Target, tumbuh 33,8% (yoy), didukung dampak implementasi UU HPP. Berdasarkan jenisnya, seluruh jenis pajak tumbuh positif secara agregat, meskipun pada bulan Maret beberapa jenis pajak mengalami kontraksi.

Berdasarkan sektornya, secara agregat seluruh sektor utama tumbuh positif. Pada bulan Maret, beberapa sektor masih tumbuh stabil seperti Industri Pengolahan, Jasa Keuangan, Transportasi, dan Jasa Perusahaan. Selain itu, Sektor Pertambangan tumbuh signifikan karena beberapa WP menyetorkan PPh Badan Tahunan lebih awal. Pertumbuhan sektor Informasi dan Komunikasi juga meningkat didorong peningkatan PPh Final.

Sementara, sektor Perdagangan dinilai melambat karena perlambatan PPN DN dan peningkatan restitusi, serta sektor Jasa Konstruksi dan Real Estat melambat karena perubahan model pemungutan PPN atas transaksi dengan Pemerintah. Namun, tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan di tahun 2023 meningkat 3,15% dibandingkan tahun 2022.

“Jadi artinya Alhamdulillah masyarakat masih terus taat membayar pajak sesuai dengan kewajiban perundang-undangan dan konstitusi, karena pajak memang berguna untuk masyarakat juga,” ungkap Menkeu dalam konferensi pers APBN Kita yang diselenggarakan di Jakarta, pada Senin (17/4/2023) seperti dikutip dari laman Kemenkeu.

Selanjutnya, per 31 Maret 2023, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai menurun. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya penerimaan Bea Keluar, sedangkan penerimaan Bea Masuk masih menunjukkan kinerja positif. Penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp72,24 T (23,83% dari Target, turun 8,93% yoy).

Penerimaan Bea Masuk tumbuh 8,84% (yoy), didorong pelemahan kurs Rupiah dan komoditas utama yang masih tumbuh meskipun kinerja impor sudah mulai menurun. Sementara itu, penerimaan Cukai menurun 0,72% (yoy) disebabkan penurunan produksi Januari 2023 utamanya dari rokok SKM dan SPM Golongan 1. Bea Keluar juga mengalami penurunan sebesar 71,66% (yoy) akibat moderasi harga CPO dan turunnya volume ekspor komoditas mineral.

“Ini konsekuensinya untuk teman-teman bea cukai akan menjadi luar biasa karena berarti akan terjadi banyak sekali pelanggaran terhadap tindakan untuk hasil tembakau – Kinerja perpindahan dari sisi penindakan akan terus kita jaga karena masyarakat harus dilindungi dari berbagai ancaman dari perdagangan antar negara maupun pelanggaran terhadap undang-undang kepabeanan dan cukai,”tegas Menkeu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya