Bisnis
Sabtu, 16 Juli 2022 - 05:47 WIB

Pemerintah Punya Strategi Khusus Jaga Performa Ekspor, Apa Itu?

Bayu Jatmiko Adi  /  Rahmad Fauzan  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ekspor impor. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, JAKARTAResesi ekonomi global menjadi tantangan termasuk Indonesia. Namun Pemerintah Indonesia menyebut telah memiliki strategi khusus demi menjaga performa aktivitas ekspor sepanjang paruh pertama tahun ini.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Veri Anggrijono, mengatakan pemerintah akan meningkatkan kinerja atase dagang sebagai perpanjangan tangan pemerintah di pasar ekspor.

Advertisement

“Selain melakukan promosi, atase dagang RI bisa memberikan informasi akurat mengenai pasar ekspor,” kata Veri, Jumat (15/7/2022).

Dia berharap, atase dagang Indonesia di luar negeri dapat memberikan informasi akurat mengenai pasar ekspor, tidak hanya negara yang merupakan pasar tradisional, tetapi juga pasar berstatus potensial.

Advertisement

Dia berharap, atase dagang Indonesia di luar negeri dapat memberikan informasi akurat mengenai pasar ekspor, tidak hanya negara yang merupakan pasar tradisional, tetapi juga pasar berstatus potensial.

Menurutnya pemerintah optimistis kinerja ekspor Indonesia pada semester II/2022 tetap positif meskipun dibayangi ancaman resesi ekonomi global. Beri meyakini sejumlah hal bakal menjadi katalis bagi performa apik ekspor Tanah Air.

Baca Juga: BRI Dorong Pelaku UMKM Ultra Mikro Berani Rambah Platform Digital

Advertisement

“Volume ekspor pasti akan digenjot untuk meningkatkan liquiditas. Dengan penguatan dolar terhadap rupiah, logikanya, pengusaha pasti akan meningkatkan volume ekspor,” kata Veri.

Kedua, naiknya volume impor sepanjang paruh pertama tahun ini disebut akan memacu industri dalam negeri untuk memacu aktivitas ekspor. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) 15 Juli 2022, impor komoditas primer seperti serealia tercatat mengalami kenaikan sebesar 23,53% pada semester I/2022 dengan nilai US$2,2 miliar. Naik dari periode yang sama tahun lalu senilai US$1,78 miliar.

Baca Juga: Perusahaan Miliknya Siap IPO, Ini Profil Crazy Rich Haji Isam?

Advertisement

Selain itu pemerintah berpandangan inflasi di AS dan krisis akibat perang Rusia-Ukraina justru membuka peluang bagi Indonesia untuk mengoptimalkan ekspor kebutuhan primer. Di antaranya seperti produk tekstil ataupun makanan dan minuman.

“Diharapkan para pengusaha jeli melihat peluang dibalik masalah global saat ini,” lanjut dia. Diketahui, tantangan besar dinilai mengadang kinerja ekspor Tanah Air pada paruh kedua tahun ini akibat bayang-bayang resesi ekonomi global.

Baca Juga: Bisa untuk Ajukan Kredit, Urus NIB Paling Cepat Hanya 30 Menit

Advertisement

Pengetatan moneter di banyak negara untuk menjinakkan inflasi yang tinggi berisiko menimbulkan perlambatan ekonomi dan mengurangi permintaan impor oleh negara lain. Selain itu, harga komoditas energi, logam, dan minyak nabati yang sempat melambung saat ini cenderung turun.

Meledaknya harga komoditas yang dinikmati Indonesia dikhawatirkan cepat berakhir sehingga ekspor Indonesia yang banyak bergantung pada batu bara dan CPO akan melambat pada bulan-bulan mendatang.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Jaga Kinerja Ekspor Semester II/2022, Ini Strategi Kemendag

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif