SOLOPOS.COM - Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP). (bulog.go.id)

Solopos.com, JAKARTA – Pemerintah memutuskan untuk mengimpor 1,6 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan domestik akibat mundurnya masa panen selama dua bulan.

“Seharusnya pada Maret-April itu sudah panen raya, sekarang mundur ke April, Mei, dan Juni, sehingga produksi menurun dan pemerintah kemarin memutuskan untuk melakukan impor,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (14/2/2024) seperti dilansir Antaranews.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Selain merealisasikan impor, ia menyatakan bahwa pemerintah juga meningkatkan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari 150.000 ton menjadi 250.000 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk mempermudah distribusi, ia menuturkan bahwa paket beras SPHP dapat dikemas ulang dengan berat yang disesuaikan.

“Biasanya ‘kan SPHP kiloannya 5 kilogram. Jadi, untuk beberapa wilayah silakan didistribusi dalam kiloan yang lebih besar dan di lapangan diberi kesempatan untuk melakukan pengemasan ulang dari 50 kilo atau 25 kilo menjadi 5 kilo,” ucap Airlangga.

Ia menuturkan biaya pengemasan ulang tersebut akan diganti oleh pemerintah. “Kemarin itu solusi-solusi yang disampaikan,” katanya.

Airlangga pun mengingatkan upaya-upaya ini perlu dilakukan karena situasi perekonomian global di masa mendatang masing belum membaik.

“Jadi pertumbuhan ekonomi global masih akan turun,” ujarnya.

Stabilisasi Pasokan

Di sisi lain, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan impor beras yang saat ini dilakukan guna mendukung pemenuhan bantuan pangan dan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) secara nasional sehingga harga di pasaran tetap stabil.

“Beras impor disalurkan ke seluruh Indonesia, disalurkan untuk bantuan pangan dan SPHP,” kata Bayu saat diskusi bersama awak media terkait Data dan Fakta Kondisi Perberasan Indonesia Terkini, di Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Bayu menyampaikan bahwa pihaknya mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan impor beras sebanyak 2,5 juta ton sepanjang 2024. Beras yang diimpor berkualitas premium. Data tersebut menurun bila dibandingkan izin impor pada tahun 2023 sebanyak 3,5 juta ton dengan realisasi 3 juta ton.

“Tahun 2023 izin yang keluar 3,5 juta ton, yang bisa direalisasikan 3 juta ton, 500.000 ton dialihkan ke 2024, plus tahun ini izin yang keluar 2 juta ton. Jadi, total tahun ini adalah 500.000ton pengalihan dari tahun lalu plus 2 juta ton izin baru yang sekarang,” terang Bayu.

Dari jumlah tersebut, tambah Bayu, jumlah beras yang sudah sampai sebanyak 1 juta ton dengan perincian 500.000 ton pengalihan dari 2023 dan 500.000 ton dari kuota tahun 2024.

“Alasan 2 juta ton tahun ini diberikan alokasi impornya adalah untuk bantuan pangan dan SPHP. Jadi, tidak ada alasan bantuan pangan atau penyaluran beras SPHP menjadi sulit,” tambah Bayu.

Bayu menyampaikan bahwa dengan upaya dan beberapa program yang dilakukan pemerintah melalui Bulog seperti penyaluran Bantuan Pangan Beras dan penyaluran beras SPHP, maka pemerintah optimis bisa meredam gejolak harga yang disebabkan oleh siklus panen dalam negeri.

Selain itu, Bayu mengaku penugasan impor beras oleh pemerintah akan dikelola dengan baik oleh pihaknya guna menjaga stabilitas harga beras di pasaran dan harga gabah di petani sehingga tidak berdampak negatif, terutama saat musim panen raya.

“Prinsip yang kami pegang mending punya barang daripada tidak punya barang, kalau sudah urusan pangan lebih baik kita punya barang, intinya itu,” ujar Bayu.

Bulog menargetkan penyaluran beras SPHP sebanyak 1,2 juta ton sepanjang tahun 2024. Realisasi penyaluran beras SPHP telah mencapai 226.000 ton hingga Februari.

Sementara itu, stok beras hingga per 13 Februari mencapai 1.180.000 atau 1,18 juta ton yang dipastikan aman untuk memenuhi kebutuhan beras nasional hingga April 2024.

Dia berharap agar nantinya ketika masa panen tiba, bisa menghasilkan stok pangan nasional lebih banyak guna memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

“Ini kan semuanya lagi mindset-nya itu adalah tunggu panen, dengan kita berdoa semoga panen bagus,” kata Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya