Bisnis
Minggu, 5 Maret 2023 - 12:01 WIB

Pemerintah Cina Buka Jalur Perdagangan, Keuntungan Eksportir Solo kian Terbuka

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ekspor Indonesia. (Istimewa).

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Cina yang resmi melonggarkan kebijakan zero covid policy, sekaligus kembali membuka jalur perdagangan, disebut akan meningkatkan ekonomi Indonesia dari segi impor ataupun ekspor.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Seminar Nasional Bangkit Bersama dan Semakin Berdaya: Strategi UMKM Mencari Pembiayaan Untuk Bertumbuh di Ballroom Hotel Alila Solo, pada Jumat (3/3/2023) menyebut adanya jalur perdagangan dengan Cina membuat potensi ekspor bisa kembali terbuka. Sehingga meningkatkan pendapatan melalui jual beli lintas negara.

Advertisement

“Ekonomi kita secara nasional, tumbuh 4,9 persen, tetapi dengan Cina yang akan membaik, ekonomi kita bisa tumbuh mencapai 5,1 persen. Sumbernya dari ekspor, tetapi lebih dari itu adalah konsumsi masyarakat, ditambah inflasi yang masih terkendali, potensi kita besar, sehingga pelaku industri terutama di Solo bisa memanfaatkan potensi ini,” jelasnya.

Menurut pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Solo (UMS), Anton Agus Setyawan, kepada Solopos.com Minggu (5/3/2023), potensi perdagangan dengan Cina bisa mendongkrak ekspor yang lesu pascapandemi. 

“Ini memang bisa mencegah penurunan ekspor kita yang sempat lesu. Selain itu, bagi industri manufaktur dalam negeri bisa kembali normal karena impor bahan baku ataupun alat bisa lebih lancar. Dampaknya bagi Indonesia cukup besar karena Cina merupakan pemasok utama dalam rantai perdagangan global, dan Indonesia masuk jejaring itu,” jelas Anton.

Advertisement

Sedangkan untuk reksa dana, dalam rilis yang diterima dari Syailendra Capital pada Sabtu (4/3/2023), Cina merupkan negara tujuan ekspor terbesar dengan persentase mencapai 27,3 persen pada tahun lalu.

Persentase tersebut meningkat pesat dibandingkan satu dekade sebelumnya senilai 12,4 persen.

Meskipun demikian, kelonggaran yang diterapkan pemerintah Cina masih belum bisa memastikan pulihnya permintaan Cina. Sehingga, lebih aman untuk menungu perkembangan pasar, ketike berinvestasi lebih baik memilih reksa dana campuran karena fleksibilitas rotasi antar kelas aset.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif