SOLOPOS.COM - Workshop pembuatan lilin aroma terapi oleh Pemilik Blue Living, Jessica, di Canting Londo, Laweyan, Solo, pada Rabu (24/5/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Usaha lilin aroma terapi buatan warga Sukoharjo, Jessica, laris manis di seluruh Indonesia. Pemilik brand Blue Living ini mampu memproduksi ratusan lilin aroma terapi setiap bulan.

Jessica menguraikan ia melirik potensi usaha lilin aromaterapi saat pandemi Covid-19, tepatnya pada Mei 2020. Ia memang menyukai lilin aroma terapi untuk digunakan sendiri. Ia kemudian mengikuti workshop pembuatan lilin aroma terapi.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Awalnya ia hanya menggunakan hasil produksi lilin aroma terapi secara pribadi. Kemudian ia memutuskan untuk berjualan lilin aroma terapi buatannya, karena banyak diminati masyarakat.

Biasanya produk miliki Jessica digunakan sebagai suvenir ataupun hampers. Dalam memaksimalkan pemasaran produk miliknya ia banyak dibantu oleh marketplace.

Misalnya beberapa fitur yang disediakan oleh Tokopedia, meliputi Waktu Indonesia Belanja (WIB), Spesial Ramadan Ekstra, TopAds, dan Paket Bundling. Fitur dari marketplace tersebut mampu mendongkrak penjualan produknya.

Dukungan program hyperlocal dari Tokopedia membuat product page view Bleu Living naik hampir dua setengah kali lipat pada periode April 2023 dibandingkan rata-rata kuartal I 2023.

Melalui pemasaran dan branding produk secara online, produknya mampu menjangkau seluruh Indonesia. Alumnis Universitas Atma Jaya Yogyakarta menguraikan produk lilin aroma terapi miliknya cenderung disukai anak muda hingga dewasa.

Ia memproduksi lilin aroma terapi setiap dua hingga tiga pekan sekali. Dalam sekali produksi, sebanyak 100 hingga 200 buah lilin aroma terapi mampu ia buat. Harga produk miliknya dijual Rp35.000 untuk ukuran kecil, dan Rp68.000 untuk produk berukuran besar.

“Penjualan online saja awalnya, sampai sekarang masih online. Tapi kami mulai berjualan secara offline juga dengan kerja sama beberapa toko lokal di beberapa wilayah,” ujarnya

Ada bebrapa tantangan yang biasa dihadapi dalam pemasaran produknya. Misalnya, produk lilin sensitif terhadap suhu sehingga memengaruhi proses pengiriman dengan waktu yang cukup lama.

Kemudian harga bahan baku yang cukup tinggi, dan sulit mendeskripsikan aroma karena berjualan online.

Jessica mengaku juga bekerja sama dengan tea artisan, brand aksesoris, dan perajin lokal untuk membuat wadah. Pasar lilin aroma terapi yang termasuk produk dekorasi rumah ini cukup besar.

Kepala Departemen Corporate Affairs Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, menjelaskan pada lima produk dekorasi paling populer di Solo. Meliputi, keset, hiasan dinding, tanaman artificial, lukisan, dan lilin.

Sementara itu, di Sukoharjo, lima produk dekorasi paling populer adalah, hiasan dinding, keset, tanaman artificial, jam meja, dan lilin aroma terapi.

Dilansir dari Blibli.com, berikut ini cara membuat lilin aroma terapi

1. Siapkan alat dan bahan;

Wadah lilin aromaterapi berbentuk gelas atau toples kaca
3 hingga 4 lilin biasa
Minyak esensial atau minyak aromaterapi
Lem yang sudah dipanaskan
Alat penyerut atau pisau
Pewarna makanan atau krayon (opsional)
Panci atau mangkuk yang tahan panas
Wadah tahan panas
Tusuk gigi atau tusuk sate sebagai penyangga sumbu
Air secukupnya

2. Serut lilin biasa

3. Lelehkan serpihan lilin biasa

4. Tambahkan pewarna makanan atau krayon

5. Tambahkan minyak aromaterapi

6. Siapkan wadah gelas kaca berisikan sumbu lilin

7. Diamkan adonan lilin aromaterapi hingga mengeras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya