SOLOPOS.COM - Para perempuan pengelola usaha ultra mikro di Solo memamerkan barang dagangannya dalam acara kick off Program Pengembangan Kapasitas Usaha holding Ultra Mikro (Umi) antara BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM), di Balai Kelurahan Manahan, Solo, Jumat (7/1/2022) pagi. (Ika Yuniati/Solopos)

Solopos.com, SOLO — PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menunjukkan kinerja positif dengan menyalurkan pembiayaan usaha ultra mikro (UMi) hingga Rp49,4 triliun pada 2021. Sementara, PT PNM region Solo dan sekitarnya menyumbang Rp615 miliar yang disalurkan kepada 162 number of account (NOA). Rata-rata nasabah mendapatkan dana sekitar Rp3,6 juta.

Pimpinan PNM Cabang Solo, Budi Santoso, saat berbincang dengan wartawan akhir pekan lalu menyebut prestasi lainnya yakni sebanyak 1.400 NOA UMi binaan PNM Cabang Solo berhasil naik kelas 2021. Mereka yang naik kelas berasal dari masyarakat pra sejahtera yang mengikuti program pinjaman tanpa agunan bernama Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Setelah dilakukan pembinaan oleh PNM, usaha mereka maju pesat sehingga butuh modal lebih besar. PNM sebaga mediator kemudian mempertemukan para nasabah potensial ini kepada penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan induk usaha PNM, yakni PT BRI (persero) Tbk.

“Kami belum dapat informasi soal target penambahan jumlah nasabah, tapi kami optimistis mampu mencapai hasil yang lebih tinggi ketimbang 2021. Outstanding kelolaan pada 2021 sekitar Rp 11 miliar, kondisi Ini relatif lebih baik dibanding 2020,” kata Budi.

Baca juga: Tahun 2021, Bank Jateng Cetak Laba Rp1,77 Triliun

Direktur Kelembagaan PNM, Sunar Basuki, mengatakan dengan angka tersebut, prestasi PNM Soloraya masuk dalam kategori medium. Peringkat teratas tetap di kabupaten-kabupaten karena selama ini mereka menyasar masyarakat pelosok. Saat ini tersebar di 5.600 seluruh Indonesia.

PNM melalui program Mekaar menyasar masyarakat dalam kategori pra sejahtera yang tak tersentuh oleh permodalan bank besar lewat pemberdayaan kelompok. Syarat lain yang kadang dianggap nyleneh yakni tanpa agunan. Namun nasabah harus memiliki mental berwirausaha.

Menurut Sunar, perbankan biasanya butuh nasabah yang kredibel. Sementara mereka justru mencari nasabah pra sejahtera melalui program Mekaar. Namun, peminjaman ini melalui mekanisme kerja kelompokMinimal anggotanya yakni sepuluh orang. Tak hanya, memberi modal, PNM juga melakukan pendampingan hingga beberapa mampu mengembangkan usahanya.

Baca juga: PT PNM: Tingkat Kredit Macet Nasabah Perempuan Sangat Rendah

Program Pengembangan Usaha

Sunar kemudian menyebutkan pencapaian program pengembangan usaha yang mereka lakukan sepanjang 2021. Di antaranya sebanyak 10.182 pelatihan dan pendampingan dengan 255.189 nasabah se-Indonesia. Mereka mendorong sebanyak 5.903 nasabah hingga memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) setelah pelatihan. Ditambah program Pasar Digital UMKM Indonesia (PaDi UMK) yang mampu menggaet 1.450 nasabah dengan total transaksi mencapai Rp687 miliar lebih.

Salah satu nasabah mereka yang dianggap cukup berhasil yakni penjual jamu gendong dari PNM Mekaar Cabang Laweyan, Sumarni. Perempuan asli Laweyan ini awalnya menjual jamu dengan cara digendong. Setelah bergabung dengan program Mekaar ia mulai berjualan dengan sepeda motor untuk memperluas jangkauan.

Sumarni kemudian diajari berinovasi dengan membuat jamu kemasan yang dijual ke sejumlah hotel dan online via media sosial.  “Tahun ini ada 11 juta nasabah perempuan dari 6.333 kelompok. Tahun depan, kami menarget bisa menggaet 14 juta nasabah se-Indonesia,” kata Sunar optimistis.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya