Bisnis
Senin, 3 Juli 2023 - 18:57 WIB

Pelapak Buku Bekas Dapat Untung Besar dari Patjarmerah, Sehari Raih Rp1,5 Juta

Maymunah Nasution  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung Festival Patjarmerah menenteng buku yang hendak dibayarkan ke kasir setelah memilih-milih di Pasar Buku 3, Senin (3/7/2023) (Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO – Sejumlah pelapak buku bekas mendapatkan keuntungan besar dengan festival Patjarmerah, Sabtu-Minggu (1-9/7/2023). Pemilik lapak buku bekas Pelamun Buku, Luthfi Shobri Marzuki, mengatakan pendapatan bersihnya di hari pertama Patjarmerah sebesar Rp1,5 juta.

“Itu sudah bersih, jadi bentuk kerja samanya bagi hasil ke panitia sebesar 20% dari pendapatan bruto kami. Awalnya saya tahunya dari jejaring saya sendiri di Jakarta yang mengontak teman-teman lapak di Solo, dia mengabari kalau Patjarmerah akan ada di Solo dan mengajak pelapak buku bekas di Solo untuk bergabung,” papar Luthfi saat ditemui Solopos.com, Senin (3/7/2023).

Advertisement

Luthfi antusias dengan ajakan tersebut karena tidak ada ongkos yang keluar dari pihaknya, selanjutnya total pelapak buku bekas dari Solo ada dua orang ditambah dari Jogja. Dia meneruskan, pihaknya loading awal dagangannya sebelum acara Patjarmerah dimulai. Namun dia selalu menambah koleksi yang dijajakan di lapaknya.

Keramaian festival literasi dan pasar buku Patjarmerah Solo, Sabtu (1/7/2023) (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Tes pasar dia lakukan dari minat pengunjung Patjarmerah hari pertama. Judul-judul dan genre buku yang menarik pengunjung ditambah jumlahnya pada hari kedua. Total ada sekitar 20 buku yang terjual di hari pertama dengan kisaran harga antara Rp20.000 hingga Rp300.000 untuk koleksi langka.

Menurut Luthfi, keramaian pengunjung di lapak buku bekasnya didorong oleh ramainya kunjungan saat pembukaan dan juga berbagai acara menarik di Patjarmerah. Banyak pengunjung setelah mengikuti diskusi kemudian berkeliling untuk melihat-lihat koleksi buku yang dijajakan.

Advertisement

Selama ini, Luthfi menjajakan dagangannya secara online di marketplace. Dia sering memutakhirkan koleksi buku yang dia jual agar peminat buku bekas mendapatkan koleksi yang mereka cari.

Luthfi mengaku antusias dengan pasar buku sejenis Patjarmerah. Dia mengatakan akan ada festival barang antik di Balai Kota Solo bulan Agustus mendatang dan akan mengikutinya bersama teman-teman pelapak buku bekas lainnya.

Lapak buku bekas berikutnya adalah Godhong Djati dari Jogja oleh Yus Pramudya. Dia mengaku kewalahan dengan penjualan buku bekasnya di Patjarmerah Solo.

Advertisement

“Saya salah perkiraan, di Jogja itu pas Patjarmerah yang banyak dicari buku-buku penerbit indi, eh di sini malah buku bekas banyak sekali peminatnya. Kurang lebih buku dan majalah ini ada 200-an lebih yang terjual, lumayan banget karena koleksi mahal juga laku di sini,” papar Yus dalam kesempatan yang sama.

Yus mengetahui kegiatan Patjarmerah dari temannya di Jakarta. Karena rekannya tidak bisa hadir, dia yang kemudian mengisi untuk rangkaian acara di Solo.

Penjualan yang meningkat ini membuatnya senang karena sehari-harinya berjualan buku bekas secara online cukup turun. Selama ini peminat dagangannya di marketplace masih spesifik genre sastra, budaya, sejarah dan sosial budaya. Menariknya, penjualan buku dari Godhong Djati saat Patjarmerah paling banyak dari genre sastra.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif