SOLOPOS.COM - Tips 3C dari Shopee untuk menghindari modus penipuan soceng. (Istimewa/Shopee).

Solopos.com, JAKARTA — Marak penipuan perbankan dengan modus social engineering (Soceng) juga sempat mencatut nama platform jual beli online, Shopee. 

Salah satu modus penipuannya yakni meminta korban mengunduh file APK lalu meminta kode one time password hingga bisa menguras informasi mengenai rekening.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Ada juga ajakan menyelesaikan misi untuk mendapatkan keuntungan, sampai iming-iming mendapatkan hadiah dan tawaran pekerjaan,” papar Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Handhika Jahja, berdasarkan rilis yang dikirimkan kepada Solopos.com, Senin (10/4/2023).

Handhika menyampaikan pernyataan tersebut dalam acara Mari Kita Ngobrol Santai Bareng UMKM (MARKAS) yang tayang di Shopee Live beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Handhika juga menyebutkan tips 3C guna mencegah terjadinya penipuan yang mengatasnamakan Shopee, termasuk lewat WhatsApp.

Berikut ini daftar lengkap tips 3C versi Shopee:

1. Cek pengirimnya: semua informasi resmi dari Shopee hanya dikirim lewat akun WhatsApp Shopee bercentang biru yang sudah terverifikasi. Pengumuman pemenang kompetisi juga hanya dilakukan di media sosial resmi Shopee terverifikasi.

2. Chat customer service Shopee: jika membutuhkan kepastian atas informasi mencurigakan, pengguna bisa menggunakan fitur Live Chat dengan CS di aplikasi Shopee guna mengecek kebenaran informasi yang diterima. CS Shopee melayani 24 jam selama 7 hari.

3. Cari tau modusnya: modus penipuan social engineering terus berubah, sehingga pengguna bisa mengikuti akun @shopeecare_id di Instagram untuk informasi terbaru mengenai penipuan berkedok Shopee, agar selalu update dengan modus terbaru.

Direktur Pengembangan UMKM

Direktur Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Ricky Satria, mengingatkan konsumen agar selalu waspada dan tidak membagikan kode OTP serta password ke siapapun.

“Jangan pernah membagikan kode OTP termasuk ke orang terdekat maupun orang yang mengaku sebagai pegawai suatu perusahaan. Tidak hanya OTP, dokumen dengan format APK juga sebaiknya abaikan karena tidak ada perusahaan yang mengirimkan informasi dengan format APK. File tersebut bisa berkedok surat tilang, surat undangan, atau foto dari kurir, tergantung tren masyarakat saat ini,” kata Ricky.

Ricky mengatakan jika informasi yang didapat bukan dari call center resmi, lebih baik pengguna tidak mencoba-coba untuk mengunduh file tersebut.

Bahkan, menurut Ricky, kini sudah ada modus penipuan terbaru dengan cara mengundang korban ke suatu grup di WhatsApp untuk melakukan sebuah misi.

Jika korban sudah menyelesaikan misi pertama, penipu akan memberikan upah hingga memancing korban untuk menyelesaikan misi-misi selanjutnya. Iming-iming harga paket juga lebih besar.

Ricky berpendapat ajakan seperti ini selalu berasal dari nomor yang tidak dikenal, sehingga masyarakat harus selalu mengecek perusahaannya.

Dia menambahkan jika perusahaan tersebut meragukan, lebih baik calon korban keluar dari grup meskipun diundang oleh orang terdekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya