SOLOPOS.COM - Pekerja di Indonesia Ilustrasi menghitung uang. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO — Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) ’92 Endang Setiowati, mengatakan bantuan tanpa syarat diperlukan karyawan yang kesulitan mengatur finansial dan menyiapkan dana darurat, Rabu (1/3/2023).

Endang mengakui kerentanan finansial memang masih banyak dialami oleh pegawai dengan gaji di bawah Rp4 juta sebulan. Dia juga mengaku tidak jarang menemui buruh yang khawatir mengenai kondisi keuangannya karena upah dipotong ataupun dirumahkan.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Para buruh mengaku jika masalah kesehatan adalah hal darurat yang paling menekan mereka. Memang sudah ada jaminan kesehatan, tapi kenyataannya kondisi di lapangan banyak buruh yang belum mendapatkan jaminan seperti itu. Ini harus menjadi evaluasi bersama,” kata Endang.

Menurut Endang, pemerintah dapat melakukan intervensi dengan memastikan seluruh pegawai mendapatkan jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan sesuai dengan hak mereka dari perusahaannya.

Endang juga mengatakan jaminan kesehatan dari pemerintah seperti PBI membantu masyarakat bisa mengakses fasilitas kesehatan dengan mudah.

Penerapan bantuan yang bersyarat membuat tidak semua buruh mampu mengakses bantuan tersebut, tambahnya.

Endang memberi contoh berupa Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang bersyarat dan tidak semua karyawan yang dirumahkan mampu memenuhi syarat-syarat dari program JKP.

Direktur Djarum Foundation bidang Pendidikan sekaligus Perwakilan Konsorsium Pengusaha Peduli Vokasi, Primadi Serad, mengatakan sulitnya meningkatkan upah pegawai karena ada gap antara kemampuan pegawai dengan kebutuhan industri.

“Kerentanan finansial pegawai memang bukan hal yang kami abaikan, tapi bersamaan dengan meningkatnya kemampuan finansial mereka, kami berharap ada peningkatan keterampilan maupun kemampuan agar mereka tidak tertinggal di industri tempatnya bekerja,” papar Primadi saat ditemui Solopos.com dalam acara Revitalisasi SMK Program Konsorsium Pengusaha RI di SMK 8 Solo, Rabu (1/3/2023).

Primadi juga mengatakan bahwa masih banyak industri yang dapat dikembangkan untuk mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja, salah satunya yang memiliki prospek positif di Solo adalah industri kreatif.

Harapannya tenaga kerja sektor formal maupun informal terus berkembang agar terampil dan mampu lepas dari kerentanan finansial akibat upah yang kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya