Bisnis
Selasa, 4 Juli 2023 - 16:04 WIB

Patjarmerah Diharapkan Mendorong Bisnis Buku di Solo Bergairah Lagi

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat koleksi buku dalam festival literasi dan pasar buku yang digelar Patjarmerah di Ndalem Djojokoesoeman, Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (1/7/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Sarjiyanto, menyebut Festival Patjarmerah bisa menciptakan geliat baru bisnis perbukuan yang sudah jenuh di Solo. Khususnya untuk buku bacaan populer.

Sarjiyanto menguraikan fenomena beberapa toko buku yang tutup di Kota Bengawan, menurutnya memang ada pergeseran pola konsumsi dari masyarakat.

Advertisement

Pergeseran ini juga dampak kemajuan teknologi, misal masyarakatnya beralih membeli melalui marketplace, shopping center yang tidak khusus menjual buku saja, dan minat baca textbook di kalangan generasi muda juga rendah.

“Atau sekarang pilih membaca melalui e-book dari gadget. Masa depan bisnis buku terutama buku-buku cetakan populer saat ini memang perlu strategi khusus untuk tetap eksis, salah satunya adalah dengan inovasi penjualan blanded baik secara offline dan online,” papar Sarjiyanto melalui pesan Whatsapp pada Selasa (4/7/2023) pagi.

Ia juga menilai perlu juga membangun komunitas-komunitas yang mengarah pada penguatan literasi dan minat baca. Dengan pendekatan komunitas tersebut diharapkan memunculkan kesadaran minat baca dan ikut membuat bisnis buku di Solo bergairah.

Advertisement

“Tetapi untuk toko buku tulis pasarnya sudah jelas punya waktu-waktu tersendiri misal menjelang tahan ajaran baru seperti ini pasti banyak permintaan akan buku tulis dan alat sekolah. Tetapi sekarang sudah banyak yang menjual buku tulis di mana pun termasuk di mal. Sehingga toko buku tulis yang hanya menjual buku bisa saja tidak menjadi pilihan untuk membeli, sehingga perlu upaya marketing dan branding yang tepat untuk menarik orang untuk datang dan membeli buku di toko-toko buku kembali,” tambahnya.

Pengamat Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bhimo Rizky Samudro, menilai pergeseran penjualan buku fisik dari konvensional ke online maupun menggunakan platform online berkaitan dengan habit atau kebiasaan membaca.

“Ketika era akhir dekade 90-an dan masuk ke 2000-an itu ada yang menarik, tentang Amazon, Amazon ini jualan buku fisik secara online sehingga memudahkan bagi orang yang memang di bukan tempat buku itu diterbitkan, konsumen bisa akses. Habit ini menarik sampai sekarang di negara maju yang dulu memang awalnya Amazon dipakai itu masih terjaga, meskipun generasi Z sekarang lebih menyukai laman online, menyukai informasi sepotong-potong,” ujar Bhimo pada Senin (3/7/2023).

Advertisement

Di negara maju, menurut Bhimo buku fisik yang dijual secara online pun masih banyak peminat.

Sedangkan pada era saat ini, khususnya di negara berkembang, Generasi Z lebih menyukai file, naskah atau berita yang diakses secara online. Walaupun kebiasaan ini menurutnya masih perlu kajian lebih lanjut.

Patjarmerah menggelar lebih dari 40 sesi diskusi, kelas, dan pertunjukan pada festival literasi dan pasar buku di Ndalem Djojokoesoeman, Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu-Minggu (1-9/7/2023) pukul 09.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif