SOLOPOS.COM - Komisaris Utama BNI, Agus Dermawan Wintarto Martowardojo. (Istimewa/BNI).

Solopos.com, JAKARTA — Arah tren pertumbuhan ekonomi global dan domestik menjadi perhatian yang sangat besar pascapandemi Covid-19 karena terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahun ini.

Kendati demikian, perekonomian Indonesia terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif, terutama setelah status Pandemi Covid-19 ditetapkan sebagai endemi yang memberikan optimisme bagi banyak pelaku ekonomi di Indonesia.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI Agus D.W. Martowardojo menjelaskan, momentum pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut hingga akhir 2022.

Salah satunya ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2022 mencapai 5,01%, yang mengakibatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,31% sepanjang 2022.

Pemulihan ekonomi ini terus berlanjut pada kuartal I-2023, dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor mencapai 5%.

“Sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik, kami pun terus mendorong BNI untuk dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan pencapaian kinerjanya hingga akhir tahun 2023,” tandas Agus.

Meskipun situasi sudah berangsur membaik di periode pasca-pandemi, menurut Agus hal yang perlu diwaspadai adalah dampak dari situasi global lainnya.

Hal-hal seperti kenaikan suku bunga The Fed, guncangan perbankan di Amerika Serikat, kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung, tekanan pada sektor properti di Tiongkok, serta kebijakan-kebijakan moneter sejumlah negara dalam upaya menghadapi inflasi dan stagflasi memiliki pengaruh terhadap tren pertumbuhan ekonomi ke depan.

Agus menegaskan, kondisi tersebut perlu diwaspadai bagi para pelaku bisnis di Indonesia pada umumnya, serta dampaknya pada portofolio perbankan, termasuk BNI, pada khususnya.

Terlebih, beberapa negara masih mengalami perlambatan ekonomi di sepanjang tahun 2022, dan proyeksi tahun 2023 yang masih uncertain.

“Maka dari itu, peran aktif dari segenap pemangku kepentingan di industri perbankan diperlukan dalam menghadapi dampak yang volatil dari perekonomian global,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya