SOLOPOS.COM - Ilustrasi handycraft. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Asosiasi Eksportir dan Produsen Handycraft Indonesia (Asephi) Soloraya mencatat perkembangan ekspor produk handycraft atau kerajinan tangan masih lesu seusai pandemi Covid-19.

“Secara umum perkembangan ekspor handycraft masih lesu pascapandemi sampai sekarang belum menggembirakan. Apalagi perkembangan perang di beberapa negara kelihatan berpengaruh ekspor handycraft. Untuk Soloraya biasanya bagus ini masih datar-datar saja,” terang Ketua Asephi Soloraya, Amin Suhudi Sutiman saat dihubungi Solopos.com, Kamis (18/1/2023).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Pihaknya memproyeksikan negara tujuan ekspor baru misalnya di Timur Tengah dan Jepang dengan beberapa komoditas handycraft unggulan misalnya kaca, grafir, tembaga, dan kain batik.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur menyebut Ekspor di sektor kerajinan juga mengalami penurunan.

Pada 2023 tercatat nilai ekspor sebesar US$513 juta yang menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 21% dengan nilai ekspor sebesar US$647 juta.

Dia mencatat Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor kerajinan terbesar dari Indonesia sepanjang Januari 2023 hingga September 2023. Pangsa pasar di sana memegang sebanyak 48,19% ekspor kerajinan.

Namun tercatat ada penurunan nilai ekspor sebesar 27,36%. Penurunan nilai ekspor kerajinan juga terjadi di wilayah tujuan ekspor kerajin lainnya. Seperti di Belanda yang nilai ekspornya turun hingga 30,46%.

Sementara itu, nilai ekspor ke Jepang dan India tercatat mengalami peningkatan secara tahunan. Jepang menjadi negara terbesar kedua yang menjadi tujuan ekspor produk kerajinan Tanah Air.

Ekspor ke Jepang berkontribusi sebanyak 9,01% pangsa pasar ekspor kerajinan dan tercatat ada kenaikan nilai ekspor sebesar 5,37% secara tahunan.

Nilai ekspor produk kerajinan ke India juga mengalami peningkatan sebesar 21,82% dan India memegang pangsa pasar produk ekspor kerajinan sebesar 3,39%.

Lebih lanjut Abdul menjelaskan pengembangan desain dan inovasi produk salah satu kunci menghadapi ketatnya persaingan di pasar global.

Industri mebel dan kerajinan atau homedecor merupakan bagian dari industri kreatif yang menghasilkan produk dengan tren desain yang cepat berubah.

Dalam mengimbangi tren desain yang cepat berubah dibutuhkan suatu wadah untuk melakukan pengembangan desain dan inovasi produk. Sejalan dengan itu diperlukan perlindungan hukum terhadap produk hasil pengembangan inovasi dan desain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya