SOLOPOS.COM - Pemimpin Perum Bulog Cabang Surakarta, Andy Nugroho (dua dari kanan) dan Direktur PT Aneka Usaha Perseroda Kabupaten Klaten, Sukardi (kanan), menandatangani MoU terkait kerjasama pemasaran Befood Rojolele Srinuk, Sabtu (19/8/2023).(Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pengembangan beras Rajalele Srinuk di Kabupaten Klaten akan terus dilakukan. Hal ini menyusul dengan pasar yang semakin terbuka.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Widiyanti, menyampaikan pengembangan beras Rajalele Srinuk sudah diluncurkan sejak akhir 2019. Kemudian dilakukan pengembangan pembibitan di 2020. Di tingkat petani, pengembangan pembibitan dilakukan sejak 2021.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Rajalele Srinuk merupakan hasil pengembangan yang dilakukan bersama Batan. Dimana Rajalele Srinuk dikembangkan dari varietas Rajalele indukan yang ada di Jawa Tengah.

Sejak saat itu penyerapan produk beras Rajalele Srinuk pun terus dilakukan. Selain dipasarkan, penyerapan juga dilakukan secara internal, yakni melalui Aparatur Sipil Negara dan karyawan perusda di Kabupaten Klaten. Terlebih saat itu sudah ada Instruksi Bupati Klaten No. 1/2020 terkait dengan pemasaran Rojolele Srinuk khususnya bagi ASN dan karyawan di perusda Kabupaten Klaten.

Sedangkan saat ini pemasaran Rajalele Srinuk semakin meluas dengan kerja sama dengan Perum Bulog. Dari sisi  pemasaran, produk tersebut dimungkinkan akan disebarluaskan di berbagai daerah di Indonesia. Untuk itu perluasan lahan dan produksi Rojolele Srinuk akan terus ditingkatkan.

Disebutkan per Juli 2023, luas lahan Rajalele Srinuk di Klaten sekitar 640 hektare. Sedangkan di 2021 luas lahan Rajalele Srinuk masih di bawah 500 hektare. Pada 2023, lahan tersebut ditargetkan mencapai sekitar 1.000 hektare dan ada 2024 diharapkan bisa mencapai 1400 hektare. Secara produktivitas, untuk luas lahan sekitar 1.000 hektare bisa menghasilkan sekitar 6.000 ton per tahun.

“Semoga dengan pasar yang semakin luas, lahan ini semakin bertambah,” jelas dia, Sabtu (19/8/2023).

Menurutnya ketika pasar yang semakin luas ini sudah terbentuk, akan memotivasi petani untuk lebih meningkatkan produksinya.

Disebutkan bahwa pengembangan Rajalele Srinuk sudah dilakukan uji lapangan di 26 kecamatan di Kabupaten Klaten. Pengembangan juga diarahkan pada pengembangan produk yang sehat. Artinya penggunaan pupuk lebih diutamakan dengan pupuk organik.

Diketahui pada Sabtu (19/8/2023), Perum Bulog telah menggelar soft launching produk Befood Rajalele Srinuk di Kartasura, Sukoharjo. Produk tersebut memanfaatkan beras yang diserap dari para petani di Kabupaten Klaten.

Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, menyampaikan dengan kerja sama tersebut Perum Bulog akan menyerap lebih banyak beras Rajalele Srinuk dari Klaten.

“Dengan begitu petani tidak perlu menjual hasil panennya ke mana-mana. Kami punya promosi atau pemasaran seluruh Indonesia. Artinya tidak hanya di Jawa saja, namun bisa kami kirim ke seluruh wilayah di luar Jawa,” kata dia, Sabtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya