Bisnis
Selasa, 10 Oktober 2023 - 19:16 WIB

Pasar Saham Indonesia Melemah Tipis, Begini Gambaran Kondisinya

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK September 2023, melalui Zoom Meeting, pada Senin (9/10/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Pasar saham Indonesia hingga 29 September 2023 melemah tipis sebesar 0,19% month to date (mtd) ke level 6.939,89.

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Otoritas Jasa Keuangan OJK, Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK September 2023, yang diakses, Senin (10/10/2023).

Advertisement

Inarno menambahkan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,06 triliun mtd utamanya akibat transaksi crossing. Beberapa sektor di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada September 2023 masih dapat menguat diantaranya sektor barang baku dan sektor energi.

Secara year to date (ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 1,30% dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun.

Advertisement

Secara year to date (ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 1,30% dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun.

Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun month to date (mtd) dan Rp10,49 triliun ytd.

Sejalan dengan pergerakan global, pasar Surat Berharga Negara (SBN) membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun mtd, sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 bps mtd di seluruh tenor.

Advertisement

Pasar Obligasi Korporasi

Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18% mtd namun secara ytd masih menguat 5,91% ke level 365,17.

Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp349,15 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp911,13 miliar.

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi tercatat sebesar Rp838,18 triliun (naik 1,29% ytd), dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 27 September 2023 tercatat sebesar Rp507,98 triliun atau turun 1,02% (mtd).

Advertisement

Selain itu, investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp0,96 triliun (mtd). Secara ytd, NAB meningkat 0,62 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp9,54 triliun.

Kendati pasar saham masih melemah, Inarno menyebut minat penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu tercatat sebesar Rp190,02 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 67 emiten.

Lebih lanjut dia menjelakan pada pipeline, masih terdapat 89 rencana Penawaran Umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp41,21 triliun dan rencana Initial Public Offering (IPO) oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan.

Advertisement

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi Usaha Kecil, dan Menengah (UKM) ada penambahan penyelenggara yang mendapatkan izin dari OJK.

Tercatat hingga 29 September 2023 terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 456 penerbit, 161.660 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp975,13 miliar.

“Pada tanggal 26 September 2023, Presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia atau Indonesia Carbon Exchange [IDXCarbon] di Bursa Efek Indonesia selaku penyelenggara Bursa Karbon,” ungkapnya.

Nilai Perdagangan Karbon

Inarno menyebut total nilai perdagangan karbon pada 26-29 September 2023 di Bursa Karbon mencapai Rp29,21 miliar dengan volume unit karbon yang diperdagangkan mencapai 459.953 ton CO2e.

Ia menjelaskan jumlah pelaku perdagangan karbon sebanyak 16 pelaku, yang terdiri dari satu penjual yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Kemudian ada 15 perusahaan sebagai pembeli.

Unit karbon tersebut berasal dari Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) yang menyediakan Unit Karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk di Sulawesi Utara.

Proyek tersebut terdaftar sebagai Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) series Indonesia Technology Based Solution (IDTBS).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif