Bisnis
Senin, 13 Desember 2021 - 13:53 WIB

Pandemi Sisakan Tantangan Kompleks Bidang Ekonomi, Apa Itu?

Newswire  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bumi yang dilanda pandemi Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia selama hampir dua tahun terakhir masih menyisakan berbagai tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia maupun dunia, meskipun perekonomian global telah pulih.

“Hampir dua tahun kita banyak belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah yang sangat kompleks dari pandemi ini,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara Bank Indonesia Book Launching & Research Expo secara daring di Jakarta, Senin (13/12/2021). Dia menilai berbagai tantangan akibat pandemi tersebut akan dibahas dalam enam agenda jalur keuangan atau finance track Presidensi G20 di Indonesia pada 2022.

Advertisement

Adapun keenam agenda tersebut yakni pertama, bagaimana normalisasi kebijakan fiskal dan moneter bisa mendukung ekonomi global yang seimbang tanpa harus menimbulkan bergejolaknya ketidakpastian di pasar keuangan.

Baca juga: Iuran BPJS Kesehatan Kelas Standar Kemungkinan Dipatok Rp75.000

Advertisement

Baca juga: Iuran BPJS Kesehatan Kelas Standar Kemungkinan Dipatok Rp75.000

Sedangkan agenda kedua yaitu bagaimana mengatasi dampak luka memar atau scaring effect dari pandemi terhadap korporasi termasuk UMKM, serta ketiga adalah masalah digitalisasi ekonomi keuangan, termasuk sistem pembayaran.

Kemudian, agenda keempat adalah ekonomi dan keuangan hijau, dan kelima yaitu inklusi ekonomi dan keuangan, dan keenam yakni masalah perpajakan internasional. “Itulah permasalahan global dan nasional yang memerlukan berbagai jawaban segera dari kebijakan dan berlandaskan pemikiran konseptual, teori, maupun kaidah-kaidah empiris,” ujarnya.

Advertisement

Baca juga: Ramai Bank Digital Tawarkan Bunga Simpanan Tinggi, Begini Tanggapan LPS

Sebagai informasi, Pemerintah telah memulai rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia yang dimulai dengan Sherpa Meeting di Jakarta pada 7-8 Desember 2021. Rangkaian acara tersebut dilanjutkan dengan Pertemuan Pertama Tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral (Finance Track) di Bali pada 9-10 Desember 2021.

Periode Paling Krusial

Pertemuan Presidensi G20 akan terdiri dari lima pertemuan, di antaranya KTT G20 2022, 19 pertemuan tingkat menteri, 7 pertemuan deputi/ Sherpa, 70 pertemuan working group, dan 51 pertemuan engagement group.

Advertisement

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Presidensi G20 Indonesia pada 2022 menjadi periode paling krusial dalam proses pemulihan ekonomi global mengingat pandemi Covid-19 masih terus berlanjut, khususnya dengan adanya varian baru yang muncul.

“Presidensi G20 merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam kancah global, guna menjawab berbagai tantangan internasional. Tentunya kepentingan nasional juga menjadi perhatian Pemerintah Indonesia, yaitu mewujudkan pemulihan ekonomi yang inklusif, berdaya-tahan, dan berkesinambungan,” kata Airlangga, Selasa (7/12/2021).

Baca juga: Larangan Batal, Minyak Goreng Curah Masih Boleh Beredar Tahun Depan

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif