SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien di rumah sakit. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Saat ini jumlah kasus Covid-19 di Indonesia telah menurun drastis. Namun di masyarakat masih ditemukan tanda-tanda pneumonia atau ganguan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Apakah kondisi tersebut merupakan sisa dari serangan Covid-19?

Direktur RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Mardiyatmo Sp.RAD., menyampaikan berdasarkan hasil pengamatannya pada 2022 jumlah pasien di rumah sakit cenderung meningkat. Ada kemungkinan juga sebagai dampak tidak langsung dari situasi pandemi Covid-19 lalu. Dimungkinkan ada beberapa pasien yang menunda kunjungannya ke rumah sakit saat pandemi, kemudian baru berobat sekarang.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Tapi kemungkinan ada akibat sendiri dari penyakit Covid-19 itu. Sekarang, infeksi pernafasan atas dan sebagainya, menempati jumlah yang kembali tinggi. Dulu sudah mulai turun sekarang menjadi tinggi, itu hanya pengamatan saya, kira-kira seperti itu,” kata dia dalam Webinar dengan tema Tantangan dan Mitigasi Kesehatan 2023, yang digelar Solopos Media Group (SMG), didukung oleh Epson, Taman Rekreasi Saloka, Prima Food, Phapros dan PT BTJ Farma, Selasa (14/2/2023).

Sebagai ahli radiologi dia menyampaikan pasien yang datang sekarang, yang mempunyai penyakit yang secara screening harus dilakukan foto, masih tetap menimbulkan gambaran pneumonia. Padahal pasien tersebut sudah tidak memiliki gejala-gejala itu.

Melihat kondisi tersebut, menurut Mardiyatmo, menjadi bukti bila vaksin yang diberikan bekerja. “Pasien tidak menderita, meski ternyata gambarannya masih tampak,” lanjut dia dalam acara yang disiarkan di Youtube Espos Live tersebut.

Sedangkan untuk mengantisipasi kemungkinan banyaknya kasus dampak Covid-19, menurutnya rumah sakit sudah dapat mengatasinya dengan penegakan diagnosis.

Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, juga menunjukkan kondisi serupa. Deputi Direktur BPJS Kesehatan Wilayah Jateng-DIY, Dwi Martiningsih, menyampaikan dari 10 besar jenis penyakit terbanyak selama 2022, terlihat adanya kenaikan cukup signifikan untuk jenis-jensi benyakit infeksi, salah satunya pneumonia kemudian penyakit infeksi saluran pernafasan.

“Jadi penyakit-penyakit infeksi yang berkaitan dengan Covid-19 ada kenaikan mulai Januari, Februari turun, Maret sampai akhir tahun meningkat. Kemudian yang masih sama, selalu stabil dan posisinya selalu tertinggi yakni operasi bedah sectio caesar,” jelas dia.

Meski begitu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan temuan data kasus dampak Covid-19 tersebut masih harus dipastikan kembali.

“Sampai saat ini studi yang yang ada tidak menyatakan lebih banyak penyakit-penyakit baru yang muncul sebagai akibat pasca Covid-19. Namun penyakit-penyakit yang menjadi target kami untuk bisa dikendalikan, misalnya TBC,” kata dia.

Hal itu bisa terjadi karena kecepatan dalam menemukan kasus baru lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya