Solopos.com, SOLO – Museum Radya Pustaka Solo menggelar kajian Serat Centhini sejak Kamis hingga Sabtu, (22-24/6/2023).
Seksi pameran Museum Radya Pustaka, Kurnia Heniwati, mengatakan acara berupa performing art Serat Centhini dan gending karawitan. “Pameran bertajuk History Centhini: Journey of Life. Kami ambil cerita dari Serat Centhini kemudian kami bawakan dalam bentuk tarian,” papar Kurnia saat diwawancara Solopos.com, Kamis (22/6/2023).
Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi
Penyajian dalam bentuk tarian dan video Kurnia harapkan menarik perhatian generasi muda untuk mengenal Serat Centhini. Menurutnya generasi muda lebih menyukai penyajian berbentuk audio visual karena menarik perhatian mereka.
Kurnia mengatakan pihaknya menargetkan ribuan kunjungan dalam pameran kali ini. Nantinya jika animo masyarakat tinggi, akan diadakan pameran Serat Centhini babak-babak atau chapter berikutnya.
Menurut Kurnia, Museum Radya Pustaka memiliki koleksi Serat Centhini sangat lengkap dan sangat disayangkan jika tidak dilestarikan. Dia juga yakin acara ini dapat membuat kunjungan ke Museum Radya Pustaka meningkat.
Sehari-harinya, kunjungan ke museum tertua di Indonesia itu berjumlah puluhan. Kunjungan meningkat saat ada kedatangan dari murid sekolah.
Seorang pengunjung Museum Radya Pustaka, Haris, mengatakan tertarik mengunjungi museum karena koleksinya yang lengkap. “Saya sejak sebelum pandemi Covid-19 memang ingin ke sini, melihat-lihat koleksinya. Sekarang mumpung ada pameran Serat Centhini ya sekalian saja,” papar Haris.
Dia tertarik dengan Serat Centhini yang dikoleksi di Museum Radya Pustaka karena ditulis oleh penulis aslinya. Selama ini Haris baru mempelajari Serat Centhini yang ditulis oleh Elizabeth D. Prasetyo.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
