SOLOPOS.COM - Ilustrasi anggrek dendrobium (Freepik).

Solopos.com, SOLO – Manisnya budi daya anggrek menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Bisnis ini bisa dimulai dengan modal kecil dengan Rp100.000 dengan teknik aklimatisasi. Sementara itu jenis anggrek yang paling potensial dibudidayakan di wilayah Soloraya adalah Anggrek Dendrobium.

Tanaman anggrek mempunyai pangsa pasar tersendiri, mulai dari pecinta hingga pembudi daya tanaman anggrek. Budi daya anggrek cenderung memiliki performa stabil, karena harganya tidak naik turun secara drastis. Tidak seperti jenis tanaman hias yang hanya dicari saat viral.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Selain itu jenis tanaman anggrek yang beragam juga menjadi daya tarik. Modal yang dibutuhkan dalam memulai usaha anggrek tidak terlalu besar dan bisa disesuaikan anggaran bagi pemula.

Tanaman anggrek juga bisa dijual ketika masih berbentuk bibit hingga tanaman yang sudah siap berbunga. Keuntungan bisnis anggrek ini juga tidak membutuhkan lahan yang besar saat awal budi daya.

Sementara itu, kendala dalam budi daya anggrek relatif sedikit, misalnya hama dan penyakit, persaingan usaha, lama masa pertumbuhan. Kemudian harus memprediksi jenis anggrek yang tengah tren serta teknik budi daya yang harus dikuasai.

Hal tersebut diungkapkan oleh pembudi daya anggrek asal Kabupaten Sragen, Yanuar Mahir Hemawan, saat dihubungi Solopos.com pada Sabtu (10/6/2023). Yanuar menjelaskan ada dua jalan yang bisa digunakan bagi pemula bila tertarik budi daya anggrek.

Pertama dengan aklimatisasi yaitu dengan cara membeli anggrek dari botol kemudian dibesarkan. Kedua, dengan jalan membeli bibit untuk kemudian masuk tahap pembesaran.

Ia menjelaskan jenis Anggrek Dendorium paling potensial dibudidayakan di wilayah Soloraya. Sebab, anggrek jenis ini mudah beradaptasi pada lingkungan yang terkena sinar matahari langsung. Perawatan yang cukup mudah juga menjadi faktornya. Anggrek jenis ini hanya membutuhkan pemupukan dan penyiraman.

Selain itu, harga bibit Anggrek Dendrobium berkisar Rp60.000 hingga Rp100.000 dan mendapatkan 20-50 bibit. Sementara itu harga anakan Anggrek Dendrobium siap jual berkisar Rp25.000 hingga Rp35.000. Untuk Anggrek Dendrobium dewasa dibanderol dengan harga Rp60.000 hingga Rp250.000.

“Yang paling praktis itu beli bibit, dibesarkan kemudian jual. Yang ribet tapi banyak laba, beli botolan [bibit dalam botol], aklimatisasi, dibesarkan kemudian jual,” ujar Yanuar.

Aklimatisasi merupakan cara mengondisikan planlet atau tunas mikro hasil perbanyakan melalui kultur jaringan ke lingkungan di luar botol. Yanuar juga menyediakan paket usaha budi daya aklimatisasi dengan modal Rp100.000 bagi pembudi daya pemula yang ingin mencoba.

Yanuar memulai budi daya anggrek pada 2017 dan saat ini beromzet hingga puluhan juta rupiah per bulan. Saat ini ia mengelola dua kebun masing-masing di Kemuning dan Berjo, Karanganyar. Adapun total luas kebun kurang lebih 350 meter persegi.

Ia memasarkan anggrek miliknya secara offline dengan transaksi langsung di kebun mereka. Namun mayoritas transaksi ia lakukan secara online melalui media sosial. Anggrek hasil budidayanya dijual mulai Rp10.000 hingga Rp15 juta per tanaman. Ia menyediakan anggrek dari berbagai ukuran dari ukuran bibit hingga ukuran besar.

Selain itu, berbagai jenis anggrek juga mereka sediakan misalnya, Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya, dan lain-lain. Sementara itu jenis anggrek yang paling diminati konsumen saat ini adalah Dendrobium dan Phalaenopsis atau Anggrek Bulan.

Tanaman anggrek ramai dicari saat ada pameran anggrek yang diadakan setiap enam bulan sekali di seluruh Indonesia. “Rata-rata omzet setiap bulan antara Rp10 juta hingga Rp20 juta,” ujar Yanuar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya