SOLOPOS.COM - Investor menunjukan aplikasi Surat Berharga Negara di Jakarta, Rabu (6/7/2022). (Bisnis/Abdurachman).

Solopos.com, SOLO — Salah satu instrumen investasi, obligasi, masih diminati masyarakat. Instrumen ini dinilai menjadi salah satu alternatif instrumen investasi bagi investor pemula.

Dilansir dari Bisnis.com, pada Rabu (18/10/2023) Obligasi Negara Ritel jenis ORI024 telah laris terjual sebanyak Rp4.47 triliun pada hari kedelapan penawaran pada Senin (16/10/2023). Tenor pendek jangka waktu tiga tahun jadi favorit para investor.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Berdasarkan data salah satu mitra distribusi Investree, Senin (16/10/2023), pukul 15.12 WIB, ORI024 tenor tiga tahun telah laku terjual sebanyak Rp3,51 triliun dari target penjualan sebesar Rp5 triliun. Artinya, hingga saat ini kuota yang tersedia untuk seri tenor pendek ini sebanyak Rp1,48 triliun.

Selain itu, Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengungkapkan ObligasiNegara Ritel jenis 0RI024 di BCA telah dipesan lebih dari Rp1 triliun per Senin (16/10/2023), saat dihubungi Solopos.com, Rabu (18/10/2023).

Pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bhimo Rizky Samudro menjelaskan jenis ORI024 merupakan salah satu alternatif investasi. Ia menyebut investasi dalam bentuk pasar uang, kebanyakan orang hanya mengetahui instrumen saham.

Akan tetapi bentuk obligasi seperti Surat Utang Negara dan lainnya sudah ada dan menarik, misalnya ORI. Ada beberapa perbedaan mendasar antara obligasi dan saham. Bhimo menjelaskan obligasi merupakan surat bukti pengakuan utang yang diterbitkan oleh penerbit obligasi, baik dari pemerintah atau perusahaan dengan jangka waktu minimal setahun jadi bentuknya surat utang.

“Jadi surat utang, jelas ada suratnya, jelas ada pernyataannya, nominalnya berapa, periode jatuh temponya kapan dan harus dibayarkan sampai kapan,” ujar Bhimo pada Rabu. Sedangkan berbeda dengan saham yang merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha pada suatu perusahaan.

Bhimo menjelaskan ketika dibandingkan terkait risiko maupun return menurut dia ada beberapa perbedaan. Ia menjelaskan dari sisi risiko, saham dinilai berisiko dibandingkan dengan obligasi sebab bentuk obligasi yang jelas dari surat bukti utang baik dalam bentuk file dan riil. Oleh sebab itu, investor bisa melakukan klaim apabila perusahaan mengalami gagal bayar atau bangkrut.

Sedangkan untuk saham sebagai tanda kepemilikan modal secara aturan lebih diprioritaskan obilgasi walaupun nilai obligasi lebih flat. Sementara itu, nilai saham lebih fluktiatif. “Ketika perusahaan menguat [saham] akan memperoleh share yang besar, ketika drop atau down swing [menurun] share cenderung sedikit. Artinya saham itu risikonya besar atau high risk dan high return. Sedangkan obligasi cenderung flat, nilainya sesuai dengan pernyataan di awal. Artinya apapun kondisi perusahaannya harus bayar, artinya risikonya rendah tapi return-nya sesuai apa yang tertera,” tambah dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan untuk investasi saham dengan nilai yang fluktuatif cenderung lebih aman untuk investasi jangka pendek. Sementara obligasi ia nilai cocok untuk investasi jangka panjang. “Kalau bicara jangka panjang, saya lebih melihat keamannnya dari sisi obligasi, dengan return yang flat tapi risiko rendah,” jelas Bhimo.

Di samping itu, menurut Bhimo instrumen obligasi cocojk untuk investor pemula. Dia menjelaskan obligasi menjadi alternatif yang menarik.

Dengan return yang cenderung rendah, menurut dia anak muda banyak yang tidak melirik obligasi sebagai salah satu instrumen investasi. Sebab, anak muda lebih ingin return yang lebih besar. “Obligasi dalam bentuk platform online ini sebenarnya peluang bagus buat pemula,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya