SOLOPOS.COM - Sejumlah warga memanfaatkan fasilitas transportasi publik yang baru dibuka, BRT Trans Jateng Wonogiri-Solo, Selasa (8/8/2023). Warga terlihat antusias menyambut pengoperasian BRT tersebut.(Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, WONOGIRI — Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng jurusan Solo-Sukoharjo-Wonogiri, resmi beroperasi pada Selasa (8/8/2023). Bus pertama yang berangkat dari Terminal Wonogiri Kota menuju Solo langsung penuh oleh penumpang.

Pada Selasa sekitar pukul 09.17 WIB, acara peresmian atau launching BRT Trans Jateng jurusan Solo-Sukoharjo-Wonogiri yang dihadiri Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, serta para pemimpin daerah masih berlangsung di Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri. Namun para calon penumpang BRT tersebut sudah terlihat memadati halte BRT di Terminal Wonogiri Kota Tipe C.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Lokasi halte tersebut menjadi salah satu titik pemberangkatan perdana BRT Trans Jateng rute Solo-Sukoharjo-Wonogiri hari itu. Ada lima armada di lokasi tersebut. Satu armada terparkir di depan halte, sedangkan empat di antaranya terparkir berjejer di samping halte.

Salah satu calon penumpang yang sudah ikut mengantre di halte Terminal Wonogiri Kota Tipe C adalah Martin Iskandar, 34. Pria asal Sidoharjo, Wonogiri tersebut berencana untuk melakukan perjalanan menuju tempat kerjanya di Semarang. Biasanya dia menggunakan alat transportasi bus. “Tapi ini ada fasilitas baru ini, saya ingin mencoba. Sebab lumayan menghemat,” kata dia.

Dia menceritakan, jika dia menempuh perjalanan dengan bus biasa, setidaknya harus mengeluarkan biaya Rp30.000 untuk sampai ke Solo. Tapi dengan BRT tersebut, meski nantinya sudah berbayar, tetap menurutnya lebih murah. “Dari Sidoharjo sampai terminal ini Rp7.000 kemudian dengan BRT nanti Rp4.000, lebih hemat,” lanjut dia.

Bus pertama dari halte tersebut baru berangkat sekitar pukul 10.30 WIB, setelah acara peresmian selesai. Saat itu Solopos.com memiliki kesempatan untuk ikut di dalam bus tersebut meski tidak kebagian tempat duduk karena penuh. Bus tersebut memiliki kursi berkapasitas sekitar 20 orang. Kursi tertata sejajar di dinding bus, sehingga posisinya tampak melingkar menghadap ke sisi tengah bus.

Sedangkan di sisi tengah, terlebih dari depan pintu tengah hingga belakang, tersedia ruang untuk penumpang yang berdiri. Sudah tersedia pegangan bagi penumpang yang berdiri. Jika ditambah penumpang yang berdiri, kemungkinan total ada sekitar 40 orang.

Meski selama masa awal operasional BRT Trans Jateng rute Solo-Sukoharjo-Wonogiri, hingga enam hari ke depan, belum dikenakan biaya alias gratis, setiap penumpang tetap mendapatkan tiket. Hal itu sekaligus sebagai bentuk sosialisasi terkait mekanisme penggunaan layanan BRT tersebut ke depan.

Sebagian besar, para penumpang yang saat itu ikut dalam bus itu memilih Solo sebagai tujuannya. Meski ada pula yang turun di halte Pasar Nguter, halte Pasar Sukoharjo, halte The Park dan sebagainya. Selama perjalanan, bus tersebut singgah di setiap halte yang dijadwalkan. Total ada sekitar 60 halte yang dilewati.

Antusias masyarakat untuk mencoba BRT tidak hanya terlihat di halte Terminal Wonogiri Kota Tipe C. Hampir di setiap halte di wilayah Wonogiri dan Sukoharjo, juga terdapat penumpang yang sudah menunggu. Bahkan beberapa kali petugas bus tersebut harus menolak penumpang yang akan naik, karena kondisi di dalam bus sudah penuh penumpang.

Meski penuh dan harus berdiri sepanjang perjalanan, namun perjalanan saat itu tidak terasa membosankan. Sebab itu adalah pengalaman pertama menikmati perjalanan jalanan Wonogiri-Solo menggunakan BRT. Fasilitas AC di kendaraan itu membuat badan tidak terlalu gerah meski bus penuh penumpang.

Sepanjang perjalanan, penumpang juga bisa sambil menikmati pemandangan yang tersaji. Bus juga memiliki rute yang sedikit berbeda dari bus pada umumnya. Misalnya dengan melintas di depan pusat perbelanjaan The Park Mall, Solo Baru, memutar Beteng Vastenburg, Solo, kemudian melewati Balai Kota dan Pasar Gede, sebelum kemudian ke arah perempatan Panggung menuju Terminal Tirtonadi dengan melewati depan Masjid Sheikh Zayed.

Saat itu, sekitar pukul 11.52, BRT Trans Jateng yang Solopos.com tumpangi sudah memasuki pusat Kota Solo, yakni kawasan Benteng Vastenburg, Gladag. Di lokasi tersebut bus juga berhenti di beberapa halte seperti di kawasan Gladag, Kantor Pos Solo, Balai Kota dan sebagainya. Dari halte tersebut, penumpang juga bisa mengakses layanan Batik Solo Trans (BST).

Penumpang lain, yang merupakan warga Solo, Rohmiyati, juga berharap keberadaan BRT Trans Jateng rute Solo-Sukoharjo-Wonogiri tersebut ke depan terus berkembang. “Semoga terus berkembang dan semakin memudahkan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya