Bisnis
Senin, 15 Mei 2023 - 16:23 WIB

Operasi Pasar Murah Terus Digalakkan tapi Harga Telur Ayam Konsisten Mahal

R Bony Eko Wicaksono  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi telur ayam. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Pemerintah terus menggalakkan operasi pasar murah untuk menekan harga komoditas pangan di pasaran. Kendati begitu, operasi pasar murah diyakini belum bisa menekan harga telur ayam ras yang masih bertahan tinggi pasca-Lebaran. Di sisi lain, peternak ayam petelur diimbau menjual telur ayam di kisaran Rp27.000-28.000 per kilogram agar tak memberatkan masyarakat.

Kenaikan harga telur ayam ras di pasaran terjadi sejak pertengahan 2022. Kala itu, harga telur ayam ras sudah di atas Rp30.000 per kilogram. Pemerintah lantas mengintensifkan operasi pasar di sejumlah lokasi guna menjaga harga telur tetap stabil. Pada akhir 2022, harga telur ayam mulai turun. Kondisi ini berlanjut hingga periode Maret 2023.

Advertisement

Saat memasuki Ramadan, harga telur ayam kembali merangkak naik hingga Rp28.000 per kilogram. Selepas Lebaran, harga telur ayam justru membumbung tinggi hingga di atas Rp30.000 per kilogram.

“Saya kira operasi pasar telur ayam tidak mudah untuk menurunkan harga telur ayam. Tahun lalu, operasi pasar digelar di setiap daerah namun harga telur ayam kembali naik,” kata Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah, Parjuni, Senin (15/5/2023).

Menurut Parjuni, harga telur ayam bakal terus berfluktuasi selepas Lebaran. Hal ini disebabkan terjadinya kekosongan produksi di sentra-sentra peternakan ayam petelur di sejumlah daerah. Para peternak ayam petelur tak kuasa menahan beban biaya produksi yang terus mengalami kenaikan, terutama setelah badai Covid-19 melanda pada 2020 silam.

Advertisement

Sementara tidak ada regenerasi ayam petelur akibat efek domino badai pandemi Covid-19. “Suplai pasokan telur ayam ras di pasaran berkurang sedangkan permintaan telur cenderung meningkat. Tidak seimbang antara supply dengan demand,” ujar dia.

Namun demikian, Parjuni menghimbau para peternak tidak terlalu tinggi menjual telur ayam. Bisa di kisaran Rp27.000-Rp28.000 per kilogram sehingga tidak memberatkan masyarakat di tataran paling bawah.

Sebelumnya, Pimpinan Perum Bulog Cabang Solo, Andy Nugroho, mengatakan Bulog terus melanjutkan kegiatan operasi pasar dan pasar murah guna menjaga stabilitas harga pangan, termasuk telur ayam. Kegiatan operasi pasar dan pasar murah dilakukan dengan berkoordinasi dengan insansi terkait di masing-masing daerah. “Kegiatan operasi pasar dan pasar murah tidak akan berhenti. Justru terus dilanjutkan di lokasi-lokasi lain,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif