SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pinjol. (Istimewa).

Solopos.com, SOLO — Warga Solo masih menggunakan pinjaman online (pinjol) sebagai persiapan menjelang Lebaran. Mereka meminjam dengan nominal beragam, mulai dari Rp800.000 hingga Rp2 juta. 

Warga Solo yang menggunakan pinjol mengaku sudah mengurangi nominal peminjaman dan lebih memilih menggunakan pay later.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Alasannya beragam, mulai dari kemudahan, hingga tagihan di pinjol mereka yang tidak bisa dibayarkan membuat mereka terpaksa beralih ke pay later.

Salah satu pengguna pinjol yakni warga Sondakan, Laweyan, Rian. Rian yang sehari-hari berjualan makanan ini, Rabu (5/4/2023), mengaku meminjam Pinjol sebesar Rp1,6 juta untuk persiapan Lebaran.

Rian terpaksa meminjam Pinjol karena kebutuhan untuk membeli tiket bus saat mudik sekaligus memberikan uang saku kepada sanak saudara.

“Terpaksa minjam di pinjol karena penjualan lagi sepi, apalagi masuk Ramadan. Sedangkan kebutuhan buat mudik itu tinggi, jadi mau enggak mau pinjam ke Kredivo Rp1 juta dan Akulaku Rp600.000. Nanti uangnya buat ongkos mudik sama memberikan uang saku kalau ada sisa,” jelasnya.

Selain Rian, ada Rahman yang mengaku juga harus menggunakan pinjol menjelang Lebaran. Ia berkisah, pengeluaran saat Lebaran akan lebih besar dari pendapatannya sehari-hari sebagai sopir Ojek Online (ojol).

“Pendapatan sebagai Ojol enggak seberapa sekarang dibandingkan dulu karena potongannya dari penyedia aplikasi juga semakin besar. Sedangkan kebutuhan itu terus naik apalagi saat Lebaran, harus ngasih uang saku ke sanak saudara,” kisahnya.

Rahman mengaku memiliki pinjaman di aplikasi pinjol dan tagihan di pay later. Ia menyebut, secara nominal, pinjaman di aplikasi pinjol tidak begitu besar dibandingkan tagihan di pay later. Bahkan Rahman menjelaskan sudah berusaha mengurangi menggunakan pinjol.

“Sekarang tagihan pinjol saya Rp500.000 kalau Shopee pay later ada Rp1.000.000. Saya sebenarnya sudah jarang pakai pinjol karena menagihnya mengganggu, H-4 dari jatuh tempo sudah ditagih apalagi kalau sampai telat. sedangkan kalau pay later lebih enak, misalkan kesulitan membayar, debt collector (DC) nya datang dan menawarkan solusi dengan mencicil, itupun masih boleh pakai pay later lagi kemudian,” ucap Rahman.

Cerita berbeda diungkapkan salah satu sopir Ojol yang biasa menunggu di sekitar Stasiun Purwosari, Tito. Ia mengaku memiliki pinjaman total Rp2 juta dari pinjol yang belum dibayarkan.

Tito beralasan masih belum memiliki uang untuk membayar cicilan pinjaman tersebut.

“Saya masih punya tagihan pinjol Rp2 juta dengan cicilannya per bulan itu Rp400.000. Saya belum bisa bayar karena memang enggak ada uang, kalau teror setiap hari melalui telpon di nomor yang enggak terpakai. Sudah sempat juga didatangi DC ke rumah, cuman saya enggak ada karena lagi kerja,” jelasnya.

Adanya tagihan di Pinjol tersebut, membuatnya kini beralih menggunakan pay later. Tito menyebut, menggunakan pay later memiliki bunga pinjaman yang kecil dan ringan dibandingkan pinjol.

“Kalau pakai aplikasi pinjol, telat satu hari pembayaran itu ada denda Rp15.000 sampai Rp30.000 tergantung tagihannya berapa. Sedangkan pay later kalau telat per hari Rp2.000 jadi lebih ringan,” ucap Tito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya