SOLOPOS.COM - Para pedagang di Tanah Abang melakukan protes karena omzetnya terdampak oleh pedagang online termasuk publik figur di platform online. (Bisnis/Dwi Rachmawati)

Solopos.com, JAKARTA – Para pedagang di Pasar Tanah Abang mendesak pemerintah agar TikTok Shop ditutup karena dinilai menjadi biang kerok omzet mereka yang anjlok hingga terancam bangkrut.

Berdasarkan pantauan Bisnis.com, terpampang potongan kardus bertuliskan “Hapus Online Shop” dan “Tolong Pak, TikTok Ditutup Pak” di depan lapak para pedagang. Salah satu pedagang pakaian muslim wanita dan aksesoris di Pasar Tanah Abang, Anton mengaku bahwa produk para pedagang tidak bisa bersaing dengan produk yang dijual di platform digital.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Dia menjelaskan, adanya keinginan para pedagang agar pemerintah bisa memberikan solusi terkait dengan massifnya TikTok Shop menggempur bisnis mereka. Omzet hariannya saat ini telah anjlok secara signifikan.

Padahal, menurut Anton sebelum Covid-19 dan masifnya penjualan online, dirinya bisa mendapatkan omzet hingga Rp20 juta per hari dari penjualan baju muslim dan aksesoris. Bahkan, untuk mendapatkan Rp2 juta dalam sehari saat ini terasa sangat sulit.

“Minta tolong ke pak menteri, online shop, TikTok ini berpengaruh sekali buat pedagang di sini,” kata Anton saat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki berkunjung ke Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (19/9/2023).

Dalam kunjungan tersebut, Teten mendapatkan keluhan dari para pedagang yang mengalami penurunan jumlah pembeli dan omzet secara signifikan sejak massifnya tren penjualan online di platform e-commerce dan social commerce.

“Saya sudah keliling saya juga sudah tanya, penurunannya rata-rata di atas 50 persen,” ujar Teten. Teten mengatakan para pedagang di Pasar Tanah Abang sebenarnya telah mencoba bertransformasi ke penjualan digital. Bahkan sebagian juga berjualan melalui fitur siaran langsung di TikTok Shop.

Namun, produk yang ditawarkan masih kalah saing dengan produk-produk yang dijual di platform itu, terutama dari segi harga. Berdasarkan penjelasan pihak Pasar Jaya, penurunan pengunjung di Pasar Tanah Abang akan bersifat permanen.

“Tadi kami berdiskusi apakah mereka karena tidak bertransformasi dari jualan di pasar ke online. Ternyata mereka juga sudah melakukan transformasi. Mereka sudah jualan di online tapi mereka tidak bisa bersaing,” kata Teten  seperti dilansir Antara.

Menteri Teten menuturkan bahwa omzet pedagang Tanah Abang pada saat-saat tertentu seperti Lebaran dan tahun baru memang meningkat, namun di luar masa itu omzet pedagang turun rata-rata di atas 50 persen dan dikhawatirkan akan berlangsung sepanjang tahun. Pedagang pun telah mencoba untuk berjualan secara online namun masih sepi.

Salah satu pedagang baju gamis dan asesoris di Blok B Tanah Abang bernama Anton meminta pemerintah mencarikan solusi atas sepinya penjualan di Tanah Abang dan ketidakmampuan UMKM menyaingi harga di platform online yang sangat murah.

“Kita jual Rp100.000 di online bisa Rp39.000. Kalau kita buat sendiri juga tidak masuk harganya kenapa di online bisa Rp39.000, itu tidak masuk di akal,” ucap dia.

Itulah ulasan tentang para pedagang Tanah Abang yang mengeluh omzetnya turun hingga mendesak agar TikTok Shop ditutup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya