SOLOPOS.COM - Ilustrasi kredit. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan masih ada gap pendanaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp2.400 triliun.

“Berdasarkan kajian EY Indonesia, ada kebutuhan pendanaan UMKM secara nasional sebesar Rp4.300 triliun pada 2026, namun saat ini yang terakomodasi hanya sebesar Rp1.900 triliun, sehingga terdapat gap pendanaan sebesar Rp2.400 triliun,” kata Pelaksana Tugas Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Andra Sabta dalam rangkaian kegiatan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (AFMGM), di Jakarta, Selasa (22/8/2023) seperti dilansir Antara.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Andra menjelaskan permasalahan umum yang dihadapi oleh UMKM terkait pembiayaan perbankan adalah tidak ada objek agunan, pembukuan keuangan yang tak memadai, hingga keterbatasan informasi.

Untuk itu, OJK bersama pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan pemangku kepentingan lainnya terus berkoordinasi untuk dapat meningkatkan pembiayaan UMKM.

Salah satunya melalui penguatan perusahaan teknologi keuangan atau fintech. Andra menyebut fintech memiliki kemampuan untuk memberikan kemudahan akses pendanaan kepada UMKM, terutama bagi UMKM yang tidak memperoleh akses kredit pada bank maupun lembaga pembiayaan.

“OJK berkomitmen terus mendorong penyaluran pendanaan oleh penyelenggara P2P lending pada sektor produktif terutama kepada UMKM untuk mengisi gap pendanaan yang saat ini belum bisa diakomodir lembaga jasa keuangan konvensional,” ujar Andra.

Dia menjelaskan UMKM dapat memperoleh pendanaan dari fintech melalui dua cara, yaitu layanan urun dana atau securities crowdfunding (SCF) hingga pinjaman daring dari peer-to-peer (P2P) lending.

Hingga Juli 2023, terdapat 16 penyelenggara SCF yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 423 penerbit dan 56.632 pemodal. Adapun total dana yang dihimpun mencapai Rp911,35 miliar.

Sementara jumlah pendanaan P2P lending telah mencapai Rp657,85 triliun. Terdapat 102 penyelenggara, 166,8 ribu pemberi dana aktif, dan 20,4 juta penerima dana aktif.

Nilai outstanding pendanaan tercatat sebesar Rp55,98 triliun dengan tingkat Tingkat Wan Prestasi (TWP90) pada level 3,47 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya