SOLOPOS.COM - Dewan Komisioner OJK, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK secara virtual pada Senin (3/4/2023). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, JAKARTAOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menepis kekhawatiran kebangkrutan bank-bank di Amerika Serikat dan Eropa akan mempengaruhi sektor jasa keuangan di Indonesia.

OJK juga menyampaikan pertumbuhan kredit di Indonesia masih sesuai dengan target.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK secara virtual pada Senin (3/4/2023) menjelaskan situasi perbankan di Amerika Serikat memiliki sedikit pengaruh terhadap perbankan di Indonesia.

“Saya ingin menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan Indonesia terjaga baik di tengah berlangsungnya gejolak di beberapa bank Amerika Serikat dan Eropa. Ini bisa terjadi karena bertumpu pada kondisi permodalan yang tinggi, likuiditas di posisi yang memadai dan langkah antisipatif dari regulator. Rambatan risiko di Amerika Serikat dan Eropa terhadap perbankan Nasional, sangat terbatas,” jelas Mahendra.

Mahendra juga menambahkan, pertumbuhan kredit perbankan yang terjadi pada Februari 2023, dan angka-angka awal pada Maret masih meyakinkan.

Per Februari 2023, kredit perbankan tumbuh 10,64 persen secara tahunan (year–on–year/yoy) menjadi Rp6.375 triliun.  

“Pertumbuhan kredit berada di kisaran dobel digit. Hal itu menunjukkan penyaluran kredit efektif sesuai dari yang kita targetkan,” katanya 

Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit yang masih sesuai target itu juga seiring dengan likuiditas perbankan yang masih longgar. Per Februari 2023, loan to deposit ratio (LDR) perbankan mencapai 79,8 persen.  

“Hal ini menunjukkan peluang perbankan dalam meningkatkan pinjamannya bisa terus dilakukan meskipun di tengah kekhawatiran kasus-kasus bangkrutnya bank di luar negeri,” kata Mahendra.

Mahendra juga menambahkan, OJK selaku regulator jasa perbankan siap untuk menjaga stabilitas perbankan tersebut. Ia juga menyebut siap untuk mengambil langkah-langkah tegas untuk mendorong kebutuhan ekonomi di Indonesia.

“Kami optimistis daya tahan kondisi sektor jasa keuangan itu dapat terus terjaga. Namun kemudian, kami siap mengambil langkah yang dibutuhkan untuk menopang kebutuhan ekonomi yang dapat dijaga sebaik baiknya,” jelas Mahendra.

Sedangkan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan nominal kredit yang tumbuh secara yoy dan stabilitas komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) menjamin likuiditas perbankan terjaga. Sehingga pencairan kredit juga dipastikan aman.

“Nominal kredit perbankan Februari 2023 meningkat 1,02 persen secara atau naik sebesar Rp64,44 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Februari 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,18 persen yoy menjadi Rp7.989 triliun, dengan giro dan deposito sebagai main driver. Kondisi tersebut mendukung terjaganya kinerja likuiditas perbankan antara lain tercermin dari rasio-rasio likuditas yang berada di atas treshold,” jelas Dian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya