Bisnis
Selasa, 24 Januari 2023 - 11:19 WIB

OJK Optimistis Pasar Modal Dorong Pertumbuhan Ekonomi Setelah Pandemi Covid-19

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pasar Modal. (stock-markettoday.com).

Solopos.com, SOLO — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap pada 2023 ini Pasar Modal Indonesia mampu memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi secara Nasional.

Keyakinan ini tidak lepas dari dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Advertisement

Meskipun demikian OJK juga mengingatkan bahwa 2023 nanti menjadi tahun yang berat dengan adanya ancaman resesi.

Berdasarkan rilis yang diterima Solopos.com, Senin (23/1/2023), OJK yakin menjadikan Pasar Modal sebagai salah satu kekuatan untuk pertumbuhan ekonomi setelah pandemi Covid-19.

Advertisement

Berdasarkan rilis yang diterima Solopos.com, Senin (23/1/2023), OJK yakin menjadikan Pasar Modal sebagai salah satu kekuatan untuk pertumbuhan ekonomi setelah pandemi Covid-19.

Dalam pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023 yang diselenggarakan di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/1/2023), Jokowi berharap kinerja Pasar Modal Indonesia yang semakin baik mampu mendukung perekonomian nasional dan melewati rintangan.

Serta menjawab berbagai tantangan pada 2023.

Advertisement

Oleh karena itu, menurut Presiden, pelaku Pasar Modal diharapkan terus menjaga semangat dan optimisme untuk menapaki 2023 serta mengawal pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Secara terpisah, Ketua Dewan Komisioner, OJK Mahendra Siregar, dalam sambutannya menyampaikan kinerja perekonomian Indonesia yang dicerminkan dari kinerja Pasar Modal jauh lebih baik dibanding negara-negara Eropa dan Asia.

Per 30 Desember 2022 lalu, IHSG telah berada di posisi 6.850,62 poin atau berhasil tumbuh sebesar 4,09 persen secara year-to-date.

Advertisement

Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 15,06 persen secara year-to-date yaitu sebesar Rp9.499 triliun atau 50 persen dari PDB Indonesia tahun 2022.

Peningkatan kinerja IHSG juga diikuti dengan pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia menjadi 10,30 juta SID atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.

Jumlah investor ritel ini didominasi oleh investor domestik sebesar 55 persen dan didominasi investor berusia di bawah 30 tahun sebesar 58,74 persen.

Advertisement

Sementara pada 2022, IHSG pernah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.318,01 poin, tepatnya pada tanggal 13 September 2022.

Demikian halnya dengan kapitalisasi pasar yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 27 Desember 2022 sebesar Rp9.600 triliun.

Mahendra menyampaikan bahwa prioritas dalam Pasar Modal Indonesia ke depan yaitu peningkatan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas.

Menurutnya dengan kondisi yang positif ini diperkirakan peningkatan investasi di Pasar Modal Indonesia akan terus membaik di 2023.

“Maka tidak ada istilah wait and see bagi investasi indonesia. It’s all about investment, investment, investment. Kita harus menguatkan itu dan kita dorong momentumnya,” kata Mahendra.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengharapkan hadirnya Presiden Republik Indonesia pada Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia menjadi penyuntik semangat dan motivasi kepada pelaku pasar, selfregulatory organizations, dan seluruh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Dalam rangka membangun integritas dan kredibilitas investor.

“Tahun 2023 merupakan tahun ujian bagi seluruh pihak baik di sektor keuangan maupun sektor lainnya. Pemerintah serta otoritas sektor keuangan akan menghadapi ujian berupa pengendalian inflasi, pencegahan resesi, pemilihan ekonomi pasca-pandemi, serta meningkatkan sumber pembiayaan jangka panjang yang perlu ditingkatkan,” kata Sri Mulyani.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif