SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang rupiah (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Rabu ditutup merosot setelah pengumuman Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga BI Rate di level 6 persen.

Pada akhir perdagangan Rabu, kurs rupiah turun 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp15.723 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.718 per dolar AS.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Hal itu dikarenakan tingkat inflasi di Indonesia yang masih terkendali, serta nilai tukar rupiah yang terus tertekan, sehingga masih diperlukan langkah-langkah stabilisasi oleh BI,” kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva, di Jakarta, Rabu (20/3/2024) seperti dilansir Antaranews.

Menurut BI, keputusan mempertahankan BI Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah.

Keputusan tersebut juga mendukung langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.

Pada sisi lain, kinerja mata uang rupiah tertekan oleh suasana kehati-hatian pasar menjelang pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed).

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil untuk kelima kalinya berturut-turut pada pertemuan bulan Maret.

Pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya tetap stabil di kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen pada Rabu. Dalam beberapa pekan terakhir data ekonomi AS menunjukkan bahwa perekonomian AS kuat dan inflasi tetap tinggi.

Data tersebut mungkin meyakinkan The Fed untuk menunda penurunan suku bunga, yang akan mengangkat kinerja mata uang dolar AS dan menekan kinerja rupiah.

Hal itu dikarenakan tingkat inflasi di Indonesia yang masih terkendali, serta nilai tukar rupiah yang terus tertekan sehingga masih diperlukan langkah-langkah stabilisasi oleh BI.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI pada Rabu melemah ke level Rp15.727 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.712 per dolar AS.

Tetap Terkendali

Di sisi lain Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

“Nilai tukar rupiah tetap terkendali didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia,” kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Maret 2024 di Jakarta, Rabu.

Nilai tukar rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil dipengaruhi oleh kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia, di tengah dinamika penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah melemah sebesar 2,02 persen dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan Ringgit Malaysia, Won Korea, dan Baht Thailand yang masing-masing melemah sebesar 3,02 persen, 3,87 persen, dan 5,39 persen.

Perry menuturkan nilai tukar rupiah ke depan diperkirakan stabil dengan kecenderungan menguat, didorong oleh kembali masuknya aliran modal asing sejalan dengan tetap terjaganya persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Selain itu, kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah BI (SRBI), Sekuritas Valas BI (SVBI), dan Sukuk Valas BI (SUVBI) juga mendukung prospek penguatan nilai tukar rupiah tersebut.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya