Solopos.com, JAKARTA – Neraca transaksi berjalan Indonesia masih berpotensi surplus kecil tahun ini.
Sementara surplus neraca dagang Indonesia diperkirakan cenderung menyusut hingga akhir tahun.
Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom
Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, mengatakan hal itu terjadi karena kinerja impor yang diperkirakan akan menyusul ekspor, seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik.
Di sisi lain, defisit jasa diperkirakan cenderung melebar seiring dengan membaiknya impor dan mobilitas masyarakat.
“Namun, tren kenaikan harga komoditas, khususnya batu bara dan CPO, hingga saat ini masih berlanjut, menopang surplus barang dan surplus transaksi berjalan untuk beberapa waktu,” kata Faisal, Rabu (8/6/2022).
Baca Juga: Neraca Dagang April 2022 Tertinggi Sepanjang Masa, Begini Respons BI
Menurutnya, faktor yang membatasi surplus adalah lonjakan harga minyak.
Indonesia merupakan negara net importir minyak. Dengan begitu, neraca transaksi berjalan Indonesia diperkirakan masih berpotensi mencatatkan surplus, meski lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
“Kami memperkirakan neraca transaksi berjalan tahun 2022 akan mencatat surplus kecil sebesar 0,03% dari PDB, dibandingkan 0,28% dari PDB tahun 202,” kata Faisal.
Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Neraca Transaksi Berjalan RI Bakal Surplus 0,03 Persen Tahun Ini