SOLOPOS.COM - Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III 2023, melalui Zoom Meeting pada Selasa (31/10/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mencatatkan perolehan laba bersih mencapai Rp15,8 triliun tumbuh sebesar 15,1% hingga September 2023 secara tahunan atau year on year (yoy) yang inline dengan market consensus.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menguraikan kondisi global mengalami perubahan yang signifikan dalam satu hingga dua bulan terakhir. Terutama, terkait dengan peningkatan risiko geopolitik, tingginya imbal hasil di Amerika Serikat, dan perlambatan ekonomi di Tiongkok.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Hal ini dia ungkapkan dalam paparan kinerja BNI kuartal III 2023 melalui Zoom Meeting pada Selasa (31/10/2023) sore.

Terhadap ekonomi domestik, lanjut dia, kondisi ini berdampak salah satunya terlihat volatilitas nilai tukar rupiah tahun berjalan. Namun, stabilitas ekonomi dan sistem keuangan domestik relatif tetap terjaga, termasuk kinerja rupiah yang fluktuasinya tidak sedalam negara berkembang lainnya.

Royke menguraikan pihaknya telah mengambil langkah strategis untuk menjaga kinerja tetap solid.

Program transformasi yang dijalankan secara disiplin, serta strategi pertumbuhan yang selektif dan terukur yang diambil diklaim mampu menuntun perseroan untuk memberikan pendapatan yang optimal bagi para shareholder serta menjalankan fungsi intermediasi dengan baik.

Royke menguraikan pencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal III 2023. Pertumbuhan kredit sampai dengan September 2023 sebesar 7,8% yoy menjadi Rp671,4 triliun.

Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi di segemen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak.

“Sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio non perfoming loan [NPL] dan rasio loan at risk [LaR],” ujarnya.

Dengan demikian, sambung Royke, rasio NPL per September telah berada di level 2,3% membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0% dan LAR di level 14,4% yang membaik dibandingkan dengan posisi 19,3% pada September 2022.

Kualitas aset yang terus membaik membuat perseroan dapat mengurangi pembentukan beban cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Hal ini membuat credit cost membaik dari 2,0% pada September 2022 menjadi 1,4% pada September tahun ini.

Royke mengungkapkan, di tengah naiknya risiko ekonomi global, BNI mengambil langkah prudent dengan membangun likuiditas yang kuat. Pada September 2023, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 9,1% yoy, mencapai Rp747,6 triliun.

“Adapun tren kenaikan suku bunga acuan yang mempengaruhi biaya bunga dana atau CoF [Cosf of Fund] memang tengah mengalami tren peningkatan dan fenomena ini terjadi merata di industri perbankan. Namun di tengah kondisi tersebut, kami bersyukur CoF kami saat ini di kisaran 2%, secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3%,” kata Royke.

Hal ini juga tentunya didukung oleh channel digital BNI, yang mampu menghadirkan layanan yang kompetitif untuk mendorong pertumbuhan giro dan tabungan atau Current Account Saving Account (CASA) berbasis transaksi yang kuat.

Rasio kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9% tahun lalu menjadi 21,9% per September 2023, jauh di atas persyaratan modal minimum sebesar 13,8%.

Tingginya rasio kecukupan permodalan ini memberikan BNI kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis dan investasi BNI group.

Transformasi Berkelanjutan

Melalui agenda transformasi berkelanjutan, perseroan telah berhasil melakukan reorganisasi yang diharapkan membangun pola kerja yang lebih agile, kolaboratif, dan cermat dalam mengelola risiko.

Perseroan pun terus mendapat dampak positif dari penguatan end to end credit process. Penguatan peran dari anak usaha juga semakin positif dalam memberi kontribusi kinerja BNI Group.

“Kami sangat bersyukur melihat kinerja positif hingga kuartal ketiga 2023 ini. Kami berkomitmen untuk terus mendorong tren pertumbuhan yang baik ini, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal dalam menjaga momentum pertumbuhan kredit dan ekonomi,” ungkap dia.

Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati memaparkan, kinerja digital banking perseroan yang tumbuh positif didukung oleh inovasi digital untuk menjawab kebutuhan nasabah yang semakin beragam.

Perseroan tidak hanya menghadirkan solusi keuangan yang inovatif bagi nasabah, tetapi juga terus memperkuat kapasitas dan kapabilitas layanan digital.

Hal ini terlihat dari jumlah pengguna BNI Mobile Banking hingga September 2023 yang meningkat 20,9% yoy dari sebelumnya 12,9 juta user menjadi 15,6 juta user, yang diikuti dengan peningkatan jumlah transaksi sebesar 75,3% yoy mencapai 738 juta transaksi, dan nilai transaksi yang tumbuh 53,6% yoy menjadi Rp874 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya