SOLOPOS.COM - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTABank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi uang elektronik meningkat 10,5 persen pada Juli 2023 secara year on year (yoy), hingga mencapai Rp39,21 triliun.

Sementara itu, nilai transaksi digital banking tercatat mencapai Rp5.035,37 triliun atau tumbuh sebesar 15,5 persen (yoy).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Perry mengatakan nominal transaksi QRIS terus menunjukkan pertumbuhan sebesar 84,5 persen (yoy) sehingga mencapai Rp18,01 triliun, dengan jumlah pengguna 38,24 juta dan jumlah merchant 27,51 juta yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara untuk mendorong inklusi ekonomi keuangan serta perluasan ekonomi dan keuangan digital.

Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mencapai Rp707,90 triliun atau turun sebesar 4,26 persen (yoy).

Dari sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Juli 2023 meningkat 4,14 persen (yoy) sehingga menjadi Rp951,13 triliun.

BI terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Indonesia melalui program pengedaran uang Rupiah ke daerah 3T (terluar, terdepan, terpencil) serta melalui kegiatan Kas Keliling, Kas Titipan dan Ekspedisi Rupiah Berdaulat.

Permintaan Domestik Kuat

Di sisi lain BI menyatakan perekonomian Indonesia tumbuh kuat didukung oleh permintaan domestik dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional 2023 tetap berada dalam kisaran proyeksi 4,5 sampai 5,3 persen.

“Sumber pertumbuhan ekonomi kita itu dari domestik. Konsumsi rumah tangga itu tinggi dan ini terutama di sektor-sektor jasa, sektor-sektor tersier, perdagangan, transportasi, pergudangan, akomodasi, makan minuman,” kata Perry Warjiyo seperti dilansir Antara.

Perry menuturkan permintaan domestik khususnya konsumsi rumah tangga dan investasi non bangunan menjadi penopang sumber pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Indonesia 2024 juga diperkirakan berada di posisi 4,7 sampai 5,5 persen.

Saat ini inflasi terus menurun dan diperkirakan pada 2024 juga akan terkendali ke sasaran dua setengah plus minus satu persen.

Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan.

Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2023 tercatat sebesar 5,17 persen secara year on year (yoy), meningkat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen (yoy).

Sumber pertumbuhan terutama dari kuatnya permintaan domestik sejalan dengan kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pemerintah serta peningkatan investasi, di tengah kinerja ekspor yang menurun karena melemahnya perekonomian dan harga komoditas dunia.

Berdasarkan lapangan usaha (LU), seluruh sektor mencatat pertumbuhan positif dengan pertumbuhan yang tinggi tercatat pada sektor jasa, seperti transportasi dan pergudangan, akomodasi dan makan minum, serta perdagangan besar dan eceran.

Secara spasial, pertumbuhan sebagian besar wilayah meningkat dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua.

Perkembangan terkini menunjukkan kegiatan ekonomi pada triwulan III 2023 tetap baik, yang tercermin pada perkembangan penjualan eceran, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur, dan ekspektasi penghasilan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya