Bisnis
Minggu, 5 Maret 2023 - 10:54 WIB

Musim Hujan Banyak Pengeluaran Mendadak, Ini Tips Mengatasinya

Bayu Jatmiko Adi  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mobil kehujanan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Pernahkan mengalami hal-hal tak terduga yang terjadi saat musim hujan, yang akhirnya berujung pada bertambahnya biaya pengeluaran pribadi atau keluarga?

Entah itu karena tiba-tiba harus beli jas hujan, tiba-tiba harus beli obat karena sakit atau harus panggil tukang karena atap rumah bocor. Berikut ini beberapa tips untuk mengantisipasi pengeluaran saat musim hujan.

Advertisement

Pada artikel yang diunggah di sikapiuangmu.ojk.go.id, ada beberapa tips untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga selama musim hujan.

Pertama yang harus diperhatikan adalah biaya transportasi. Kendaraan seperti mobil mungkin akan dipilih menjadi alternatif moda transportasi saat berpergian pada musim hujan. Tapi biaya untuk bahan bakar minyak (BBM) atau tarif taksi online tentunya juga lebih mahal dibandingkan transportasi publik, motor atau ojek online.

Advertisement

Pertama yang harus diperhatikan adalah biaya transportasi. Kendaraan seperti mobil mungkin akan dipilih menjadi alternatif moda transportasi saat berpergian pada musim hujan. Tapi biaya untuk bahan bakar minyak (BBM) atau tarif taksi online tentunya juga lebih mahal dibandingkan transportasi publik, motor atau ojek online.

Belum lagi jika ada kemacetan yang juga menyebabkan peak hour sehingga tarif transportasi online menjadi lebih mahal. Hal ini menyebabkan pengeluaran untuk transportasi di musim hujan meningkat. Sebagai tipnya, bisa mengurangi mobilitas di luar rumah.

“Jika terpaksa harus bepergian sobat perlu meluangkan waktu lebih awal agar terhindar dari kemacetan dan peak hour,” bunyi penjelasan dalam artikel tersebut.

Advertisement

Ketiga adalah biaya perbaikan kendaraan atau rumah rusak. “Saat musim hujan risiko kendaraan rusak meningkat karena melewati genangan atau banjir. Rumah juga bisa bocor, misalnya karena rembesan air hujan atau tersambar petir,” jelas artikel itu.

Kerusakan tersebut tentu perlu diperbaiki dan bisa menambah pengeluaran. Sebagai tipnya, perlu lebih cermat memperhatikan kondisi rumah dan kendaraan. Hindari berkendara melewati banjir.

Bisa juga membeli polis asuransi properti atau asuransi kendaraan agar rumah dan kendaraan terproteksi. Dengan memiliki asuransi, masyarakat bisa mengajukan klaim di saat terjadi kerusakan pada rumah atau kendaraan. Selama klaim tersebut tercantum dalam polis asuransi, perusahaan asuransi akan memberikan pergantian dana yang cukup untuk memperbaiki rumah atau kendaraan jadi tidak perlu mengambil dana dari tabungan.

Advertisement

Pengeluaran yang perlu diperhatikan lagi adalah biaya dokter dan vitamin. Saat musim hujan terkadang perlu pengeluaran ekstra untuk menjaga kesehatan. Entah sekedar untuk membeli vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh, atau biaya periksa ke dokter atau pembelian obat yang dibutuhkan ketika sakit.

Dengan begitu, penting menerapkan gaya hidup sehat agar tidak mudah sakit. Pembelian polis asuransi kesehatan, juga bisa dilakukan. Saat ini ada beberapa produk asuransi kesehatan yang menawarkan proteksi biaya pengobatan maupun biaya preventif. Dengan begitu biaya membeli obat atau vitamin bisa ditanggung perusahaan asuransi.

Disebutkan, selain mitigasi risiko dengan membeli asuransi seperti asuransi kesehatan, properti, dan kendaraan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial, perlu juga membuat alokasi dana darurat. Dana darurat sangat berguna untuk keperluan mendesak dan tidak terduga seperti sakit dan perbaikan rumah atau kendaraan. Jadi tidak perlu menggunakan dana tabungan atau mencari pinjaman di saat butuh uang tunai secara mendesak.

Advertisement

Menurut artikel berjudul Tips Keuangan Untuk Hadapi Musim Hujan tersebut, besaran dana darurat tersebut tergantung jumlah tanggungan dan pola konsumsi masing-masing.

Untuk yang masih lajang, dana darurat yang dibutuhkan cukup dengan enam kali jumlah pengeluaran bulanan. Tapi bagi yang sudah berkeluarga atau yang memiliki tanggungan, dana darurat yang dibutuhkan setidaknya 9-12 kali pengeluaran per bulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif