SOLOPOS.COM - Penjual pakaian tradisional dan cosplay asal Mojosongo, Cahya Surya Harsakiyah, di lapak jualannya, Jumat (1/3/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati).

Solopos.com, SOLO — Penjual pakaian tradisional dan cosplay asal Mojosongo, Cahya Surya Harsakiyah, sudah hampir setengah tahun melayani pembayaran dengan Quick Respon Code Indonesia Standar (QRIS) BRI dari layanan BRI Mobile atau BRImo.

Layanan pembayaran digital ini dia pilih karena cukup memudahkannya dalam menarik pembeli. Khususnya pembeli anak muda yang jarang menggunakan uang tunai.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Sehari-hari, Cahya berjualan beragam pakaian tradisional lengkap dengan aksesorisnya. Dia biasanya berjualan via online atau di sejumlah marketplace.

Namun, tiap Jumat dan Sabtu malam, dia berjualan di kawasan Night Market Ngarsapura, Solo.

Saat Solopos.com berkunjung di lapaknya, Jumat (1/3/2024) malam, barcode QRIS BRI terlihat dipasang di sela-sela rak baju lurik. Beberapa pembeli yang mayoritas anak muda sempat mampir untuk melihat-lihat dagangan Cahya malam itu.

Cahya menjual baju lurik lengkap dengan blangkon. Dagangannya dibanderol puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Selain itu, Cahya, juga menjual pakaian cosplay dan beberapa aksesoris lainnya.

“Saya menjual pakaian tradisional, ada lurik, blangkon. Juga ada cosplay juga kalau ada yang mau pesan,” kata dia.

Keputusan memilih menggunakan QRIS BRI sejak enam bulan lalu bukan tanpa alasan. Menurutnya sekarang ini memang cukup banyak anak muda yang ketika bertransaksi lebih nyaman menggunakan e-money.

Penggunaannya juga terbilang mudah. Setelah pembayaran berhasil, ia tinggal mengecek apakah uangnya sudah masuk atau belum di nomor rekeningnya.

Notifikasi tersebut biasanya dia dapatkan melalui short message service (SMS). “Kalau sudah masuk ada notifikasi SMS. Jadi mudah juga memantaunya,” kata Cahya.

Transaksi jual beli non-tunai juga memudahkan baginya untuk menabung. Selesai transaksi biasanya ia tak langsung memegang uang tunai, sehingga uangnya cenderung aman di tabungan.

“Kalau dengan digital begini jadi bisa saving. Kalau megang uang tunai kadang khilaf jadinya cepat habis uangnya,” tambahnya.

Kemudahan Lain, menurut Cahya yakni, pedagang juga gampang mengambil uang jualannya di ATM BRI. Apalagi ATM BRI tersebar di sejumlah tempat. Termasuk di sekitar area Pasar Malam Ngarsapura.

Namun, Cahya, mengakui harus ada strategi khusus agar pedagagang tetap untung saat menggunakan aplikasi QRIS BRI. Salah satunya yakni sedikit menaikkan harga untuk menyiasati tarif layanan pembayaran digital tersebut.

Cahya mengatakan kenaikan penjualannya memang tak langsung signifikan ketika menggunakan QRIS BRI. Namun, yang pasti, penjual lurik di Pasar Malam Ngarsapura sejak 2012 ini mengakui transaksinya jadi lebih mudah.

“Kalau pas enggak ada uang cash, jadi enggak perlu repot nyari kembalian ya. Sekarang susah mencari uang receh [uang untuk kembalian],” kelakarnya.

Tak hanya lapak jualan Cahya. Beberapa lapak jualan di kawasan Ngarsapura terlihat banyak yang menggunakan QRIS BRI. Mulai dari penjual pakaian, aksesoris, jajan pasar, hingga penjual minuman es dawet pun menggunakan layanan QRIS BRI untuk pembayaran.

Salah satu pembeli, Damai, membenarkan kemudahan pembayaran digital dengan QRIS. Sebagai anak muda, dia jarang membawa uang tunai.

Ditambah lagi, saat belanja di area Night Market Ngarsapura biasanya dilakukan tanpa kesengajaan.

Tujuan utama biasanya hanya jalan-jalan malam di Solo atau mengantar teman-temannya dari luar kota untuk travelling. “Pas lihat-lihat orang berjualan, biasanya baru kepikiran belanja. Makanya praktis dengan QRIS BRI,” katanya.

Pembayaran QRIS Meningkat 400%

Pembayaran melalui QRIS diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan pada masyarakat Indonesia, khususnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga pelosok Tanah Air.

Berdasarkan rilis kepada Solopos.com, tercatat sepanjang 2023 volume transaksi merchant QRIS BRI mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 400%.

Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto mengatakan, hal ini menunjukkan penggunaan QRIS semakin diminati masyarakat karena lebih mudah dan cepat.

Jumlah merchant QRIS BRI telah mencapai 3,7 juta atau tumbuh 30% year-on-year (yoy) seiring dengan akuisisi merchant QRIS BRI yang dilakukan secara masif.



Pada tahun ini, akuisisi merchant QRIS BRI diproyeksikan mengalami pertumbuhan 20% yoy dengan volume transaksi diproyeksikan tumbuh sekitar 18% yoy.

“Selain melakukan akuisisi di pusat perbelanjaan, tempat wisata, kuliner, dan pusat transaksi lainnya, BRI pun akan terus melakukan perluasan akseptasi QRIS melalui API, sehingga QRIS BRI dapat lebih mudah untuk diintegrasikan dengan aplikasi partner,” imbuh Andrijanto melalui keterangan resmi yang dikutip Selasa (27/2/2024).

Lebih lanjut pada prosesnya, marketing BRI selalu melakukan on the spot ke merchant untuk melihat langsung lokasi usaha sehingga memastikan dengan kesesuaian dan profil usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya