Bisnis
Kamis, 14 Desember 2023 - 21:51 WIB

Momen Libur Nataru, Bong Supit Dibanjiri Pasien Khitan

Dhima Wahyu Sejati  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi khitan. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Momentum Hari Raya Natal dan Tahun Baru atau Nataru menjadi berkah bagi sebagian pelaku bisnis. Salah satunya jasa khitan yang mengalami peningkatan.

Salah satu Juru Supit Bogem asal Sumber, Banjarsari, Solo, Riyanto Sujudi, mengatakan setiap libur sekolah dan juga menjelang tahun baru dirinya mengalami peningkatan orderan.

Advertisement

“Tren akhir tahun Juli sama Desember itu tinggi, jadi Desember ini udah mulai ada yang mendaftar, sekarang sudah ada 12 sampai 13 anak,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Kamis (14/12/2023).

Meski ada banyak peminat, namun dia mengatakan jika dibandingkan tahun lalu jumlah pasien yang mendaftar mengalami penurunan.

Advertisement

Meski ada banyak peminat, namun dia mengatakan jika dibandingkan tahun lalu jumlah pasien yang mendaftar mengalami penurunan.

Jika pada Desember tahun lalu berhasil mendapatkan bisa sampai 74 pasien, bahkan pada Desember 2021 pendaftar bisa sampai 200 pasien.

“Kalau Juni sampai Juli tahun lalu itu bisa sampai 400 [pasien] lebih, akhir-akhir kemarin tinggal 235. Yang jelas sekarang karena banyaknya pesaing,” kata dia. Riyanto mengatakan pasien yang mendaftar di tempatnya kebanyakan dari Soloraya.

Advertisement

“Tapi kalau laser tanpa jahit artinya menggunakan lem khusus kulit itu sekarang Rp950.000, itu sudah termasuk celana khitan, kontrol gratis,” kata dia.

Hal sama disampaikan oleh Juru Supit Bogem asal Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Jaswanto mengatakan selalu ada peningkatan menjelang hari libur sekolah, termasuk Nataru.

Dia mengatakan ketika hari-hari biasa jarang ada pasien khitan yang masuk, sedangkan pada hari libur ada peningkatan sampai 100 pasien. Metode yang digunakan adalah cutter electric yang dibandrol dengan harga Rp750.000 dan Rp1 juta.

Advertisement

Namun, jika terdapat kelainan, harganya akan semakin mahal. “Itu sudah termasuk paket obat-obatan, kontrol gratis, kaos, celana khitan, dan dapat tas kecil,” kata dia.

Berbeda dengan Riyanto, Jaswanto justru mengaku dari tahun ke tahun jumlah pasien yang mendaftar di tempatnya masih stabil. Dalam satu tahun, dia mengatakan bisa sampai 200 sampai 300 pasien.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif