SOLOPOS.COM - Penari menampilkan tari sufi pada acara Iftar dan Festival Ramadan 1445 H di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Selasa (26/3/2024). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO – Pergerakan masyarakat selama mudik Lebaran 2024 dinilai menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah-daerah tujuan para pemudik.

Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika, pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 secara nasional berpotensi mencapai 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Jumlah tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut tingginya pergerakan masyarakat selama mudik Lebaran 2024 tersebut dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Terkait lonjakan pergerakan masyarakat tersebut, Budi mengaku sempat kaget ketika mendapat laporan tersebut. Namun, di sisi lain dia menyebut masifnya pergerakan masyarakat selama mudik Lebaran 2024 menunjukkan tren pemulihan mobilitas yang semakin baik pascapandemi. Selain itu, tingginya pergerakan masyarakat juga mengindikasikan kenaikan kepercayaan diri masyarakat untuk bepergian atau berlibur. Hal ini juga berdampak pada naiknya daya beli masyarakat.

“Kalau ini [mudik] bisa dilaksanakan secara baik dengan jumlah pergerakan yang besar, bisa membuat perekonomian di daerah bagus,” kata Menhub saat ditemui sesuai acara Pelepasan Jelajah Lebaran 2024 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta pada Jumat (5/4/2024).

Dalam kesempatan yang berbeda, Budi Karya merujuk pada prediksi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bahwa perputaran uang selama bulan Ramadan dan libur Lebaran 2024 diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2024 dan diprediksi mencapai Rp157,3 triliun.

“Artinya pergerakan dalam angkutan Lebaran [akan] menciptakan peluang dan manfaat yang sangat bernilai,” ucap Budi Karya ketika menjadi pembicara dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Mudik Ceria Penuh Makna, Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Angkutan Lebaran Tahun 2024 M/1445 Hijriah di Jakarta, Jumat (6/4/2024).

Menhub menuturkan berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub bersama Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Kominfo, Telkomsel, pakar transportasi, dan akademisi telah mengadakan survei pergerakan penumpang, dengan hasil 193,6 juta penduduk Indonesia berpotensi melakukan perjalanan mudik.

Menurut Budi, angka 193,6 juta tersebut sangat besar sehingga bisa memacu perputaran ekonomi di daerah atau kampung halaman para pemudik. Apalagi waktu libur Lebaran cukup lama yakni selama 10 hari, mulai 6-15 April 2024.

Sebelumnya, Kemenhub memperkiraan puncak hari mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah saat dimulainya cuti bersama atau H-2 Lebaran pada 8 April 2024 dengan potensi pergerakan 26,6 juta orang atau 13,7%.

Sementara itu, perkiraan puncak arus balik adalah H+3 atau pada 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang atau 21,2%. Sementara itu, minat masyarakat terhadap pemilihan penggunaan angkutan untuk mudik lebaran terbanyak adalah kereta api sebesar 39,32 juta atau 20,3% dari total pergerakan, disusul bus sebanyak 37,51 juta (19,4%), mobil pribadi sebanyak 35,42 juta (18,3%), dan sepeda motor sebesar 31,12 juta orang (16,07%).

Di Soloraya, momentum Lebaran menjadi ajang sejumlah destinasi wisata untuk memberikan nilai tambah bagi pengunjungnya.  Sejumlah destinasi bahkan sengaja menampilkan sesuatu atau wahana baru di momen spesial itu.

Di wilayah Solo dan sekitarnya misalnya, beberapa destinasi wisata sengaja menyiapkan wahana baru untuk ditampilkan kepada masyarakat yang berkunjung saat momen libur Lebaran tahun ini. Salah satunya di Waduk Cengklik Park.

Waduk Cengklik Park merupakan destinasi wisata yang ada di tepi Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Berada tidak jauh dari Bandara Adi Soemarmo, destinasi tersebut menawarkan berbagai wahana permainan serta spot foto yang unik dan menarik.

Selain itu, pada momen Lebaran tahun ini, destinasi tersebut juga meluncurkan wahana baru. Manager Operasional Waduk Cengklik Park, Titi Suparti, menyampaikan wahana yang baru dibuka di momen Lebaran kemarin adalah Rainbow Slide.

“Kami ada Rainbow Slide atau perosotan pelangi yang open di Lebaran ini,” kata dia, kepada Solopos.com, H-1 Lebaran kemarin, Selasa (9/4/2024).

Selain itu ada satu wahana lagi yang juga masih baru dan menjadi salah satu unggulan di Waduk Cengklik Park, yakni Cinema 7 Dimensi.

Di Solo Safari, juga menyiapkan sesuatu yang spesial untuk menyambut taku di momen Lebaran. Mulai dari menghadirkan tambahan satwa baru, memperkaya diversitas biologis, dan kesempatan pembelajaran bagi pengunjung.

General Manager Solo Safari, Shinta Adithya, dikuti dari keterangan resmi, Jumat (5/4/2024), menyampaikan Solo Safari berkomitmen menyediakan pengalaman yang tidak hanya menghibur, namun sekaligus mendidik.

Dia pun mengundang masyarakat untuk menjadikan Solo Safari sebagai bagian dari tradisi merayakan Lebaran.
Di wilayah sekitar Soloraya, tepatnya di Saloka Theme Park yang berada di Jl. Fatmawati No.154 Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, juga berupaya memanjakan pengunjung dengan menghadirkan wahana baru di momen Lebaran. Dimana menjelang Lebaran kemarin pengelola destinasi tersebut menghadirkan wahana Petualangan Galileo yang disajikan dengan konsel lebih menarik dan atraktif.

Dukungan Infrastruktur

General manager Operasional Saloka Theme Park, Johannes Harwanto, menyampaikan wahana baru tersebut merupakan pengembangan dari wahana yang ada sebelumnya. Namun dikemas jauh lebih interaktif dan menarik dengan menyuguhkan berbagai macam tema.

Harwanto menyampaikan di wahana tersebut, pengunjung bisa belajar berbagai penemuan dunia, mengenai fenomena alam, pengetahuan dunia prasejarah, kehidupan bawah laut dukturan lainnya yang bisa dinikmati dan dipelajari secara interaktif dan visual.

“Kami memiliki konsep edutainment atau edukasi di dalam entertainment. Kita bisa belajar sambil berekreasi dan berekreasi sambil belajar. Jadi datang ke Saloka bukan hanya mendapatkan pengalaman baru namun bisa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan,” jelas dia dalam webinar menjelang Lebaran lalu.

Tentunya masih banyak destinasi yang seakan memang memanfaatkan momen Lebaran tersebut sebagai ajang unjuk gigi. Momentum Lebaran yang lekat dengan meningkatnya aktivitas dan mobilitas masyarakat, menjadi peluang bagi destinasi wisata dalam memperkenalkan potensinya secara langsung kepada masyarakat luas.



Ketua Asita DPC Surakarta, Mirza Ananda, pada Jumat (19/4/2024) menyampaikan momentum Lebaran bisa dikatakan sebagai momen spesial bagi pariwisata. Di luar dari ragam wahana yang ditampilkan setiap destinasi wisata, banyaknya masyarakat yang memanfaatkan momen libur Lebaran untuk berwisata menjadikan hampir semua destinasi wisata ramai dikunjungi.

“Baik ada maupun tidak ada wahana baru sebenarnya saat momentum peak season seperti Lebaran kemarin pasti akan ramai. Namun hal itu [penambahan wahana/fasilitas baru] mungkin menjadi manuver-manuver tempat wisata, memberikan added value kepada pengunjung,” kata dia.

Dengan adanya nilai tambah tersebut, tentu harapannya akan memberikan pengalaman berharga bagi para pengunjung yang datang ke destinasi tersebut.

Di sisi lain, dia menyampaikan pada momentum Lebaran tahun ini, bisa dikatakan Solo dan sekitarnya menjadi satu daerah yang banyak dilirik untuk dikunjungi. Hal itu dapat dilihat dari okupansi hotel yang positif di momentum Lebaran tahun ini. Bahkan bisa jadi secara persentase peningkatan okupansi tersebut Soloraya lebih banyak dilirik dibandingkan daerah lain, seperti Jogja.

Selain hotel, sambungnya, tingkat kunjungan ke objek wisata tampaknya juga mengalami banyak peningkatan.
“Untuk objek wisata juga meningkat banyak. Okupansi bisa dikatakan di atas 90%. Apalagi di daerah Tawangmangu,” lanjut dia.

Dia mengatakan ada banyak faktor yang menjadikan suatu daerah atau kawasan wisata akan lebih diminati untuk dikunjungi. Selain akses yang mudah, fasilitas yang lengkap, juga mengenai ketersediaan lahan parkir.

Ketika kondisi jalan yang macet ditambah lahan parkir yang tidak terpenuhi, akan menjadikan pertimbangan wisatawan untuk datang. “Ini bisa menjadi perhatian ke depan bahwa parkir juga perlu diperhatikan,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Wening Damayanti, menyebutkan jika rata-rata okupansi hotel di Solo mencapai 80%. Meski begitu ada juga hotel yang penuh dipesan hingga 100%. Menurutnya kenaikan okupansi hotel di Solo mulai tampak pada H-2 Lebaran.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya