Bisnis
Selasa, 22 Agustus 2023 - 16:14 WIB

Modal Rp20 Juta Sudah Bisa Punya Merek Kosmetik Sendiri, Yuk Intip Caranya!

Galih Aprilia Wibowo  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja menata produk skincare di PT Natural Cosmetics Indonesia Solo, pada Senin (21/8/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Dengan modal dana mulai Rp20 juta, seseorang sudah bisa memiliki merek kosmetik sendiri.

Kebutuhan akan kecantikan bagi kaum hawa yang beragam membuat bisnis kecantikan menjadi primadona di kalangan pengusaha. Beberapa kalangan selebriti di Indonesia juga memiliki brand kosmetik sendiri.

Advertisement

Ternyata memulai bisnis kecantikan tidak harus memiliki pabrik pengolahan sendiri. Produk-produk kecantikan yang viral di media sosial biasanya menggunakan jasa maklon untuk membuat brand sekaligus memproduksi brand beauty yang diinginkan.

Salah satu jasa yang menawarkan maklon beauty asal Solo adalah PT Natural Cosmetics Indonesia. Direktur PT Natural Cosmetics Indonesia, Hasto Widiharto, menjelaskan jasa maklon kosmetik adalah jasa pembuatan produk kecantikan oleh perusahaan maklon kosmetik.

Advertisement

Salah satu jasa yang menawarkan maklon beauty asal Solo adalah PT Natural Cosmetics Indonesia. Direktur PT Natural Cosmetics Indonesia, Hasto Widiharto, menjelaskan jasa maklon kosmetik adalah jasa pembuatan produk kecantikan oleh perusahaan maklon kosmetik.

Salah satu keuntungan menggunakan jasa maklon kosmetik, menurut Hasto, bisa memiliki jaringan pemasaran luas bagi seseorang yang ingin mem-branding produk sendiri. Hasto menjelaskan banyak orang yang kesulitan untuk memproduksi kosmetik sendiri karena proses perizinan yang panjang.

Oleh sebab itu, jasa maklon kosmetik yang berfokus pada proses produksi hingga perizinan membuat pemilik brand tinggal memikirkan bagaimana pola pemasaran yang tepat. Hasto mengaku bekerja sama dengan klien yang memiliki produk viral di media sosial.

Advertisement

Suatu perusahaan maklon akan membantu dari proses produksi yang diklaimnya menggunakan produk berkualitas tinggi dan aman. Ia juga melayani dari tahap ide produk, perizinan hingga pengiriman produk yang juga didukung oleh tenaga ahli profesional.

“Kami bisa create konsep kostemik kekinian yang tengah populer di negara maju yang biasanya menjadi tren di Indonesia. Dengan riset, kami menciptakan formula yang tepat sehingga cocok diaplikasikan untuk kulit orang Indonesia,” ujar Hasto saat ditemui Solopos.com di kantornya di Solo, pada Senin (21/8/2023).

Untuk memenuhi keinginan klien, lanjut Hasto, biasanya ada beberapa tahapan untuk menciptakan produk yang diinginkan. Misalnya dengan membuat sampel produk dengan tim research and development (R&D) yang kompeten di bidang skincare. Pihaknya juga menyediakan proses perizinan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikasi merek.

Advertisement

Hasto juga mematok minimum order quantity (MOQ) yang relatif rendah yaitu 500 produk. Jika diambil rata-rata sekali pesanan membutuhkan paling tidak dengan biaya Rp20 juta.

Untuk pasokan bahan baku ia telah bekerja sama dengan 40 supplier dalam dan luar negeri. Selain itu, pihaknya juga menggunakan bahan alami dalam membuat suatu produk kecantikan.

Menurut Hasto prospek bisnis produk kecantikan masih menjanjikan. Apalagi didukung dengan masifnya penggunaan media sosial. Hasto menjelaskan mayoritas konsumen tertarik membeli suatu produk kecantikan karena saran dari selebgram atau influencer.

Advertisement

Beberapa klien yang bekerja sama dengan Hasto biasanya hanya mengandalkan platform digital untuk pemasaran produk. Misalnya menggunakan marketplace dan live shopping.

Selain itu, bisnis produk kecantikan masih menjanjikan sebab tidak adanya patokan harga. Dengan harga yang variatif akan menggaet konsumennya masing-masing.

Meski begitu, tantangan dalam bisnis ini adalah produk bajakan yang tidak ada izin edar. Selain itu gempuran produk impor yang kadang tidak sesuai dengan kulit perempuan Indonesia juga menjadi tantangan lainnya.

Hasto merintis usaha ini sejak 2020 lalu saat pandemi Covid-19. Jatuh bangun Hasto dimulai sejak 2017 dengan perusahaan sebelumnya. Saat merintis awal usahanya ini, Hasto masih berfokus pada research, and development (R&D) yang tepat sehingga mampu menciptakan produk yang berkualitas.

Hasto mengaku juga sempat mengalami kerugian berkali-kali. Pada 2020 tersebut, ia mampu merintis PT Natural Cosmetics Indonesia dan bertahan hingga sekarang.

Terpisah Ketua Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Pengurus Daerah Jawa Tengah (Jateng)-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rosid Sujono, mengiyakan prospek bisnis kecantikan masih besar. Ia menyambut gembira dengan tumbuhnya industri kosmetik. Hal ini sejalan dengan kebutuhan kosmetika tidak hanya untuk kaum hawa, namun kaum pria juga membutuhkan produk tertentu. Oleh sebab itu, kebutuhan ini membuka pasar yang luas.

Sebagai asosiasi yang menaungi perusahaan kosmetik, Rosid menjelaskan potensi tersebut harus dibarengi dengan kosmetik termasuk sediaan farmasi dalam Undang-Undang Kesehataan. Rosid menekankan para pelaku usaha harus memperhatikan faktor efektivitas, keamanan serta regulasi yang dibutuhkan produk.

Menurutnya, banyak industri kosmetik yang belum sesuai dengan standar akan berdampak pada keamanan konsumen. Selain itu, gempuran produk impor juga menjadi tantangan lain. Apalagi dengan produk -produk ilegal di pasaran. Pihaknya juga aktif mengikuti kampanye BPOM untuk sosialisasi pentingnya cek perizinan produk.

Rosid menyebut saat ini 55 perusahaan di wilayah Jateng dan DIY yang tergabung dalam Perkosmi. Perusahaan di Kota Semarang yang tergabung di Perkosmi ada 13 perusahaan, kemudian di Kabupaten Sukoharjo ada 11 perusahaan, di Kota Solo dan Kabupaten Karanganyar ada empat perusahaan yang tergabung. Serta Kabupaten Klaten ada tiga perusahaan kosmetik yang tergabung dalam Perkosmi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif