SOLOPOS.COM - PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) melalui anak usahanya di bidang cattle livestock, PT Pasir Tengah memproduksi pupuk organik yang telah dimanfaatkan oleh mitra petani sekaligus pelaku bisnis agrowisata kebun durian. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO — PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) melaluianakusahanya di bidang cattle livestock, PT Pasir Tengah saat ini memproduksi pupuk organik dari kotoran sapi yang telah dimanfaatkan oleh mitra petani sekaligus pelaku bisnis agrowisata kebun durian.

Di sampin gmanfaat yang didapatkan dari penggunaan pupuk organik, mitra-mitra petani tersebut juga menghadapi sejumlah lika-liku dalam menjalankan bisnis agro wisata kebun durian.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Rosihan Anwar, salah satu mitra petani durian WMPP dari Bekasi mengaku, pemasaran menjadi salah satu tantangan yang di hadapnya. Untuk sementara ini, pemasaran masih dilakukan sendiri ke kalangan teman-temannya atau para penghobi durian yang telah mengetahui lokasi kebunnya.

“Jadi masih di kalangan teman-teman, mungkin sekitar 70%. Sedangkan 30% adalah tamu [yang tahu kebun duriannya] dari Google [Internet]. Mereka cari perkebunan durian yang bisa sambil nongkrong sambil bisa makan durian. Jadi belum ada pengepul durian yang datang,” kata dia.

Saat ini, memang baru terdapat 70 pohon durian di kebunnya yang sudah berbuah. Dengan menawarkan paket wisata sekaligus menjual buah durian langsung dari kebun, waktu juga menjadi tantangan lainnya. Dia mengatakan waktu terbaik untuk sebuah durian bisa menghasilkan rasa yang maksimal adalah ketika bisa jatuh sendiri dari pohon.

Namun persoalan muncul Ketika pengunjung datang tidak pada waktu yang tepat. Kadang konsumen datang ketika tidak ada durian yang jatuh. “Misalnya [durian] jatuhnya hari Senin, sedangkan konsumen datangnya Jumat, Sabtu atau Minggu,” kata dia.

Untuk menyiasati hal itu, untuk sementara dia gunakan sistem pengiriman ke rumah pelanggan. Saat ini, pihaknya juga tengah mengkaji alternatif penjualan durian lainnya dengan menjual produk olahan seperti es krim. Dengan begitu durian tidak hanya dijual sebagai buah, namun sudah mencakup produk olahannya.

Sementara itu mitra petani WMPP lainnya dari Cibubur, Henricus Samodramengaku, meski untuk sementara kebunnyabelum memiliki pohon yang siap berbuah, dia akan menyiasati penjualan buah durian dengan cara lain. “Misalnya dengan dijual frozen atau langsung didistribusikan untuk hari-hari biasa,” kata dia.

Menurutnya, ketika suatu produk durian memiliki kualitas rasa yang unggul dengan harga bersaing maka akan dicari konsumen. Untuk itu, bukan tidak mungkin ketika suatu saat kebunnya sudah bisa berproduksi dan terus berkembang, produk duriannya juga bisa dipasarkan melalui kerja sama dengan outlet-outlet durian. Bisa juga ditawarkan melalui media sosial atau web atau melibatkan komunitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya