SOLOPOS.COM - Batik Sandra Karyani milik Regi Irene Sandra Karyani membuka showroom di Kampung Laweyan Solo. Produknya menyasar anak muda dengan style modern dan semi-casual. Foto diambil Sabtu (30/9/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO – Tidak mudah bagi Regi Irene Sandra Karyani membuka showroom Batik Sandra Karyani. Kepada Solopos.com, Regi mengaku jika usaha tersebut sudah ingin dia kembangkan sejak 2018 lalu. Kini, perjuangan Regi akhirnya membuahkan hasil.

Pengalaman adalah bekal berharga bagi Regi mengembangkan produk fesyennya sendiri yang mengusung filosofi batik untuk dibawa ke dunia modern. “Pengalaman saya sebelumnya punya butik di Jakarta selama 12-14 tahun dan di Jakarta saya juga sebelumnya mengembangkan fesyen batik gitu, tetapi akhirnya saya fokus membuka toko batik di Solo setelah menyadari banyak di sekitar saya anak muda ingin menggunakan batik dalam pakaian sehari-harinya tetapi kesulitan memadupadankan batik itu sendiri,” ujar Regi saat diwawancara media dalam jumpa pers pembukaan Batik Sandra Karyani, Sabtu (30/9/2023).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Regi menyadari meski dia tidak memproduksi sendiri, dia harus menemukan pembatik yang mengetahui mimpi dan konsep darinya, termasuk menyesuaikan kain yang dipakai dan modernitas dalam produknya. Inspirasi Regi datang dari berbagai hal, termasuk dari pengalamannya beberapa kali mengikuti fashion show batik.

Keluarganya juga mendukung sepenuhnya bisnis yang dia jalankan karena melihat Regi mampu mengembangkan fesyen batik yang modern. Bagi Regi, batik adalah warisan budaya yang kaya filosofi dan indah dipandang mata. Menurutnya, hal itulah yang membuat batik masih sangat bisa dikembangkan untuk menggaet pasar internasional.

Regi mengaku sudah beberapa kali ke luar negeri dalam rangka mengenalkan batik kepada dunia sekaligus travelling. “Kalau ke luar negeri, saya pakai batik dan membawa batik, pernah ke Barcelona kami mengenakan batik dan banyak sekali orang di sana begitu tertarik dengan corak dan warnanya,” ujar Regi.

Dia juga pernah pergi ke Perancis dan Jerman dalam rangka mempopulerkan karya batik milik orang lain. Melihat tingginya antusias orang luar negeri mengagumi batik membuat Regi yakin untuk mengembangkan kain batik sebagai produk fesyen yang modern.

Menurutnya, batik Laweyan adalah salah satu autentikasi batik di Indonesia meskipun berbagai daerah juga mengembangkan batiknya. Kekayaan budaya batik Laweyan juga menginspirasinya memahami masing-masing karya motif batik, seperti parang, kawung dan tuntrum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya