SOLOPOS.COM - Ilustrasi SPBU. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia, Dewan Energi Nasional (DEN) mendorong PT Pertamina (Persero) dapat mempertahankan stabilitas harga bahan minyak (BBM) jenis Pertalite.  Sepanjang 2021, konsumsi Pertalite mencapai 23 juta kiloliter (kl), naik 30 persen dibandingkan 2020 sebesar 18 juta (kl).

Peningkatan ini mengindikasikan geliat aktivitas di masyarakat mulai tumbuh. Anggota DEN Satya Wira Yudha mengatakan dalam upaya mengamankan pasokan Pertalite diperlukan penegakan hukum dari aparat keamanan agar tidak terjadi kelangkaan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Langkah ini juga penting untuk mencegah adanya potensi tindakan dari pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak seperti mengoplos atau penimbunan BBM.

“Pengaturan penggunaan Pertalite itu jadi kepentingan bersama. Penegakan hukum oleh aparat ini bisa langsung melakukan tindakan, peranan penegak hukum sangat besar. Jangan sampai ada upaya penimbunan,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (10/3/2022) seperti dilansir Bisnis.com.

Baca Juga: Tenang, Pertamina Tak Akan Naikkan Harga Elpiji Subsidi 3 Kilogram

Menurutnya, penegakan hukum (law enforcement) akan menjadi kunci agar tidak terjadi penyelewengan di lapangan. Bahkan bukan tidak mungkin terdapat komoditas sama yang memiliki dua harga berbeda.

“Itu yang harus mendapatkan sorotan dari penegak hukum agar tidak ada orang berebut, dan chaos,” katanya. Adapun harga Pertalite diketahui tidak pernah mengalami kenaikan sejak tiga tahun lalu. Pada 5 Januari 2019, Pertamina bahkan menurunkan harga Pertalite dari Rp7.800 menjadi Rp7.650 per liter untuk wilayah Jadebotabek.

Setali tiga uang, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi juga meminta Pertamina memastikan keandalan dan ketersediaan BBM di dalam negeri. Sejauh ini kata dia belum ada laporan kelangkaan BBM yang diterima YLKI, sehingga diyakini BBM di Tanah Air termasuk jenis Pertalite yang paling banyak penggunanya masih aman.

“Saya kira pasokan cukup baik, tidak ada kelangkaan. Hanya saja pengawasannya memang harus diperkuat untuk mencegah adanya oknum yang menyalahgunakannya karena harga BBM jenis lain kan tinggi,” katanya.

Baca Juga: Solopos Hari Ini: Terdongkrak Harga Minyak Dunia

Tulus juga mensinyalir, kendati harga BBM jenis RON 98 (Pertamax Turbo), Dexlite dan Pertadex sudah dinaikkan, konsumen tidak akan serta merta turun kelas ke Pertalite. Kalaupun ada kendaraan yang menurunkan kualitas bensinnya diperkirakan mereka akan menggunakan Pertamax (RON 92).

“Masing-masing ada segmentasinya. Hanya saja mungkin yang perlu ditekankan adalah agar kendaraan pribadi yang seharusnya menggunakan RON tinggi tidak menggunakan Pertalite,” ujar dia.

Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga-Subholding Upstream Pertamina Irto P Gintings mengatakan Pertamina selalu berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengantisipasi adanya penimbunan BBM.

“Insya Allah pasokan Pertalite aman. Pertalite disalurkan ke seluruh lokasi regional yang dikelola Pertamina Patra Niaga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya